Hidayatullah.com–Sikap Naval Medical Research Unit Two (Namru-2) yang seenaknya mengambil sampel-sampel virus, dianggap Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadillah Supari sudah kelewatan. Maka itu keberadaan laboratorium Namru sudah jelas tidak ada gunanya.
"Sebagai contoh satu bulan lalu, mereka mengambil sampel dari RS Sumber Waras. Ini di bidang kesehatan cukup berbahaya," tegas Menkes ketika rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Gedung DPR, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin (23/6) kemarin.
Sikap inilah yang cukup menjengkelkan. Sikap serupa tidak bisa dilakukan negara lain di negara Amerika Serikat.
"Coba misalnya kita kirim AL kita ke Washington dan mengambil sampel darah ke RS Maryland, apa boleh? Kalau mereka boleh, kenapa kita tidak boleh. Memangnya kita negara kelas dua," sungut Menkes.
Menurutnya, Namru sedang melakukan penelitian penyakit infeksi di daerah tropis. Tidak hanya di kawasan Indonesia, tapi juga di seluruh kawasan Asia.
"Dan ini bukan untuk kepentingan kita, tapi untuk kepentingan tentara (Amerika Serikat)," ungkapnya yang kemudian mencontohkan, bahwa Namru tidak pernah mau mengabulkan permintaan Departemen Kesehatan, saat meminta melakukan penelitian perihal TBC.
Sebagaimana diketahui, banyak pihak mencurigai laboratorium angkatan laut AS yang sudah tiga tahun beroperasi di Indonesia itu tanpa kontrak. Penelitinya kebal diplomatic itu bebas berkeliaran tanpa pemeriksaan itu dicurigai menyembunyikan sesuatu dan ada unsur kegiatan intelijen. [okz/hid/hidayatullah.com]