Hidayatullah.com–Menara CN, yang pernah tercatat sebagai "World's Tallest Free Standing Structure" di Guinness Book of World Records kelak akan kalah dengan bangunan di Kemayoran, Jakarta.
Menara Jakarta yang tingginya mencapai 558 meter, 5 meter lebih tinggi dari Menara CN, akan berdiri di lokasi bekas Bandara Kemayoran, Jakarta.
Menara Jakarta merupakan proyek besar yang dimulai pada masa pemerintahan Presiden Soeharto yang digagas sejak tahun 1995. Awalnya, menara ini dimaksudkan untuk menjadi salah satu gedung tertinggi di dunia.
Menara Jakarta (MDJ) awalnya dikembangkan oleh trio usahawan besar –Sudwikatmono, Prajogo Pangestu, dan Henry Pribadi– melalui PT Indocitra Graha Bawana.
Semula, keberadaanya akan dibangun di area Kuningan, tetapi Soerjadi Soedirdja, Gubernur DKI Jakarta waktu itu, tidak setuju, dan mengusulkan untuk membangunnya di daerah Kemayoran yang pertumbuhannya masih sulit.
Kabarnya, desain dan maket menara sudah diperlihatkan kepada Mensesneg (waktu itu) Moerdiono selaku Ketua Badan Pengelola dan Pengembangan Bandar Baru Kemayoran di Sekretariat Negara.
Peresmian pembangunan dilakukan pada tahun 1997 oleh Gubernur Jakarta Soerjadi Soedirdja dan Mensesneg Moerdiono. Bahkan telah disetujui oleh Presiden Soeharto di Bina Graha, Jakarta. Presiden Soeharto mengusulkan agar nama Menara Jakarta diganti menjadi Menara Trilogi.
Kontroversial
Dana pembangunan menara yang cukup besar membuat pembangunan ini sempat menjadi kontroversi. Dengan total dana yang dibutuhkan menjadi sekitar 560 juta dollar AS (waktu itu sekitar Rp 1,2 triliun). Maklum, kala itu ekonomi sedang sulit.
Selain masalah dana, ada faktor lain yang cukup membuat kontroversi. Di lingkup Gereja Bethany, menara ini biasa disebut sebagai Menara Doa Jakarta (MDJ) atau Jakarta Revival Center Center yang didukung oleh Gereja Bethany Indonesia (GBI). Ini karena, Presiden Komisaris dari perusahaan konstruksi tersebut PT. Prasada Jasa Pamudja, adalah Pendeta Abraham Alex Tanuseputra. Pria yang sukses membangun 1000 gereja Bethany.
Menara yang dibangun di area seluas 306.810 meter persegi dengan pembangunan gedungnya seluas 40.550 ini rencananya akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas.
Diantaranya; tempat parkir seluas 144.000 meter persegi, gedung podium setinggi 17 lantai, lift yang mencapai puncak menara, restoran berputar, mall, kafe, taman hiburan, hotel, ruang serba guna/konferensi yang bisa menampung sepuluh ribu pengunjung, ruang perkantoran, pameran,pusat pendidikan dan pelatihan yang tidak kalah penting, pusat multimedia disertai pemancar siaran radio dan televisi.
Diperkirakan, sebanyak 4-6 juta pengunjung setiap tahunnya akan mengunjungi Menara Jakarta.
Pembangunan menara ini didukung pemerintah kala itu, termasuk Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Bambang Kesowo dan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, diperkirakan karena akan diproyeksikan menjadi menara tertinggi di dunia. Tapi mungkin, rekornya akan kalah dengan gedung Burj Dubai di Uni Emirat Arab (UEA), yang ketinggiannya mencapai 705 meter, dengan 140 lantai. [cha, berbagai sumber/hidayatullah.com]
Foto: peresmian menara [beritajakarta.com]