Hidayatullah.com–Fauzan Al-Anshari, Ketua Gerakan Nasional Anti Terorisme (GNAT) mengaku kaget setengah mati tiba-tiba ada nama baru Habib Abdurrahman Assegaf yang banyak dirilis media massa. Apalagi dia mengaku-ngaku telah mengetahui banyak hal terhadap rencana peledakan JW Marriot.
“Luar biasa ini orang. Hanya kurang dari 2 X 24 jam dia sudah bisa merilis nama-nama si pelaku lengkap dengan tinggi badannya,” ujar Fauzan saat menghubungi redaksi hidayatullah.com.
Mantan Ketua Departemen Data dan Informasi Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) ini mengaku terheran-heran dengan orang bernama Habib Abdurrahman Assegaf ini. Yang menjadi pertanyaan Fauzan adalah; siapa orang ini? Dari mana sumber yang diperoleh sehingga dia memberikan rincian tokoh pengebom JW Marriot dengan begitu detil mengalahkan aparat keamanan?
Yang juga tak kalah mengagetkan bagi Fauzan, selama ini dalam wacana terorisme di Indonesia, masyarakat tak banyak tahu-menahu nama orang ini berikut nama lembaganya. Namun tiba-tiba kali ini, dalam waktu sangat cepat mengalahkan aparat keamanan –yang kabarnya masih baru taraf pencarian. Justru mengaku-ngaku mengetahui dengan begitu lengkap dan detil si pelaku pengebom.
Menurut Fauzan, jika benar ia (Habib Abdurrahman Assegaf) tahu sebelum kejadian dan telah menyembunyikan informasi penting, maka seharusnya ia (Assegaf) bisa dituduh membiarkan gerakan teror.
“Kalau dia tahu benar, sebagaimana yang banyak dia bicarakan di TV dan media massa, maka seharusnya aparat menangkap orang ini,” ujarnya. “Sebab dia tak berusaha melaporkan kejadian.“
Melebihi informasi polisi
Sebagaimana diketahui, sehari setelah peristiwa peledakan bom di JW Marriot dan Ritz Carlton, tiba-tiba muncul seseorang bernama Habib Abdurahman Assegaf yang menyebut diri sebagai Ketua Gerakan Umat Islam Indonesia, dan mengaku-ngaku telah mengetahui informasi lengkap si pelaku. Ia menuduh ada peran kelompok wahabi radikal pimpinan Noordin M Top.
Ia mengaku, si pelaku lapangan peledakan bom bernama Teddy yang bertanggungjawab dalam rekrutmen dan perakitan bom. Selain itu, salah seorang pelaku disebut sempat menginap di kamar 1808 Hotel JW Marriot sejak 15 Juli, yang juga diduga sebagai perakit bom. Ia sebenarnya bernama Nur Said, bukan Nurdin A.
Yang mengherankan, menurut Fauzan, bagaimana orang seperti Assegaf bisa tahu banyak hal melebihi informasi polisi?
Namun yang jelas, sebelum ini, di beberapa stasiun TV ia mengaku sangat dekat Densus 88 dan BIN (Badan Intelijen Negara). [cha/hidayatullah.com]