Hidayatullah.com–Jika tak ada aral melintang, Rabu (2/9) depan, sekitar 1500 massa yang terdiri dari Centre for Indonesia Communism Study (CICS), Front Pembela Islam (FPI), Forum Madura Bersatu (Formabes), PII, dan sejumlah ormas se-Surabaya, akan melakukan demo di Gedung Graha Pena Jawa Pos Surabaya. Aksi demo itu berkaitan dengan tulisan CEO Jawa Pos, Dahlan Iskan, yang seolah telah “memutihkan” aktivitas Soemarsono, eks gubernur militer PKI.
Sebelum ini Dahlan Iskan menurunkan berita tentang Soemarsono secara bersambung di koran miliknya, Jawa Pos berjudul “Soemarsono, Tokoh Kunci dalam Pertempuran Surabaya”. Tulisan yang dimunculkan tiga edisi berturut-turut itu, dimulai hari Ahad, 09 Agustus 2009.
Oleh sebagian ormas itu, tulisan Dahlan Islam dinilai tidak berimbang, alias menguntungkan Soemarsono dan merugikan korban PKI.
Sebagaimana diketahui, Soemarsono bersama Mr. Amir Sjarifuddin aktif di GERINDO. Soemarsono dikenal Ketua Pemuda Minyak Surabaya, dianggap tokoh PKI sejak pemberontakan 1926.
Menurut Prof. Aminuddin Kasdi, dosen Sejarah Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Soemarsono, merupakan sosok jahat. Selain dianggap telah membunuh para kiai, banyak umat Islam yang telah ia bantai. “Sumur Soco di Magetan buktinya,” ujarnya kepada hidayatullah.com.
Dalam sumur ini ada sekitar 130 mayat Muslim dikubur. Sumur ini setidaknya bukti kekejaman Soemarsono atau PKI kala itu.
Tak sekadar itu, menurut Kasdi, kejahatan Soemarsono termasuk berada di balik kematian Gubernur Ngawi, Suryo. Begitu juga dengan matinya penghuni Pesantren Modern Takran, tak lain juga akibat Soemarsono.
Tulisan berseri CEO Jawa Pos itu dinilai Kasdi seolah ingin memulihkan nama baik Soemarsono. Kasdi juga menilai, dengan adanya tulisan itu, setidaknya kembali menyakiti umat Islam dan para korban PKI. [ans/hidayatullah.com]