Hidayatullah.com–Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono resmi dilantik oleh MPR sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI untuk masa jabatan 2009-2014 terhitung sejak 20 Oktober 2009.
Dalam Sidang Paripurna MPR yang dipimpin Ketua MPR Taufiq Kiemas, di Gedung DPR/MPR/DPD di Senayan Jakarta, Selasa (20/10), Yudhoyono dan Boediono menandatangani berita acara pelantikan. Berita acara tersebut kemudian ditandatangani oleh jajaran pimpinan MPR.
Sebelum menandatangani berita acara pelantikan, Presiden dan Wapres yang terpilih dalam Pilpres 2009 itu terlebih dulu mengucapkan sumpah dan janji sebagai Presiden dan sebagai Wakil Presiden yang dipandu Ketua Mahkamah Agung Arifin Tumpa.
Menurut Wakil Sekjen MPR Edy Siregar, sekitar 2.000 personel Polri disiagakan di sekitar Gedung DPR/MPR/DPD. Sedangkan untuk media massa, sebanyak 204 media nasional maupun asing meliput acara tersebut.
Totalnya, sebanyak 1.339 peliput mengabadikan pelantikan tersebut. “Sebanyak 86 media cetak nasional, 12 radio nasional, 22 TV nasional, 30 media internet meliput acara tersebut. Sementara dari media asing, tercatat 13 media cetak asing, 4 radio asing, 18 televisi asing, dan satu media internet asing,” katanya.
Penghargaan JK
Dalam pidatonya, SBY sempat memberi penghargaan dan pujian pada mantan Wakil Presiden M Jusuf Kalla.
“Kepada saudara Muhammad Jusuf Kalla, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas jasa dan pengabdian kepada pemerintah, bangsa, dan negara,” kata SBY dalam pidato perdananya dalam Sidang Paripurna MPR/DPR, Selasa (20/10).
Mendengar hal itu, JK yang duduk di sisi Boediono pun tersenyum lebar. Senyum khas JK, seakan tak memancarkan kekecewaan, meski dia harus tersingkir dari jajaran pemerintahan.
SBY lanjut memuji JK. Dia mengingatkan bahwa seluruh kerja dan pengabdian JK selama lima tahun menjadi Wapres akan tercatat abadi dalam sejarah bangsa.
Mendengar pujian dari SBY itu, tepuk tangan seluruh peserta sidang dan tamu undangan pun bergemuruh di ruang sidang paripurna.
Demo
Sementara itu, hingga Selasa (20/10) siang, ada tujuh kelompok demonstran yang menyambut pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono dan Boediono. Ada yang berorasi akan mengawal kepemimpinan SBY-Boediono, ada yang secara tegas berorasi menolak kepemimpinan SBY-Boediono.
Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Kebangsaan menolak kepemimpinan SBY-Boediono dengan membakar kaos SBY-Boediono. “Kami menolak kepemimpinan SBY-Boediono karena mereka tidak layak memimpin. Hentikan kepemimpinan mereka,” kata koordinator aksi Aliansi Kebangsaan, Rudi Noordiansyah di Jalan Malioboro, Selasa, (20/10), persis di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Yogyakarta.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Aliansi ini beranggapan, tidak layak melanjutkan kepemimpinan yang menjadi antek neoliberalisme. Apalagi, kata Rudi, Wakil Presiden Boediono terlibat kasus Bank Century. “Maka harus kita tolak,” kata Rudi berapi-api.
Usai berorasi massa Aliansi Kebangsaan kemudian membakar kaos kampanye Pilpres 2009 bergambar pasangan SBY-Boediono di atas poster tertuliskan ‘Tolak Neoliberalisme’. [cha, berbagai sumber/hidayatullah.com]