Hidayatullah.com–Sekretaris Jenderal Forum Umat Islam (FUI) Muhammad Al Khathath berharap agar pengamanan Obama tidak berlebih-lebihan. Pengamanan berlebihan justru tidak akan menunjukkan Obama sebagai sahabat rakyat Indonesia.
“Kalau dia (Obama-red) sahabat rakyat Indonesia, tidak perlu pakai pengamanan seperti itu. Bahkan semestinya dia akan kirim utusan-utusannya untuk melobi kelompok-kelompok masyarakat untuk bisa diterima,” jelasnya kepada hidayatullah.com.
FUI justru mencurigai kedatangan Obama ada maksud-maksud tertentu. Al Khaththath menduga kedatangan Obama ingin memastikan bahwa Indonesia tetap berkiblat ke AS dan tidak pindah ke China dengan adanya CAFTA. Obama juga ingin melobi agar para pebisnis Yahudi Israel dapat beroperasi di Indonesia.
“Coba ingat kasus Telkomsel yang berencana merangkul Amdocks perusahaan milik Israel dengan bendera AS!” kata Al Khaththath mengingatkan.
Berdasarkan berbagai pertimbangan tersebut, FUI menilai tak ada alasan bagi rakyat Indonesia menerima kedatangan Obama.
“Menolak Obama adalah sebuah keharusan!” tegas Al Khaththath.
“Banyak hal yang membuat rakyat Indonesia mesti menolak Obama. AS merupakan negara penjajah. Tangan Obama berlumuran darah umat Islam di Afganistan, Irak, dan Palestina. Segala bentuk penjajahan tak sesuai dengan Pembukaan UUD dan juga melanggar QS. Al Mumtahanah ayat 8-9,” ujar Al Khaththath.
Namun berbeda dengan sikap PBNU dan PP Muhammadiyah. Dua ormas Islam besar ini berharap kaum muslim tidak menolak kehadiran Obama.
Menurut NU dan Muhammadiyah, penolakan ini bertentangan dengan etika Islam, juga etika diplomasi internasional.
“Saya berharap, jangan ada kaum muslimin Indonesia yang menolak kedatangan Obama di Indonesia. Selain bertentangan dengan etika Islam, juga bertentangan dengan etika diplomasi internasional,” kata Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi di Jakarta, Senin (15/3). [syaf/Cha/hidayatullah.com]