Hidayatullah.com–Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengundang pengusaha dari kalangan negara muslim maupun non-muslim untuk bermitra dengan pemerintah Indonesia mengeksplorasi berbagai peluang usaha di Indonesia.
Presiden Yudhoyono menyampaikan ajakan tersebut dalam pidato pada pembukaan World Islamic Economic Forum (WIEF) ke-6 di Kuala Lumpur Convention Center, Rabu (19/5).
Sesi inaugurasi tersebut diisi oleh pidato bergiliran dari tujuh kepala negara/pemerintahan, yaitu Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah, Presiden Senegal Abdoulaye Wade, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden Kosovo Fatmir Sejdiu, Presiden Maladewa Mohamed Nasheed, Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina, dan Wakil Presiden Iran Mohammad Reza Rahimi.
Dalam pidato selama 17 menit yang disampaikan dalam bahasa Inggris, Presiden Yudhoyono menyebutkan banyak bidang usaha yang masih terbuka untuk digarap para pengusaha, di antaranya di bidang energi dan pertambangan, infrastruktur, serta pertanian.
Sebagai salah satu negara perekonomian berkembang, SBYmenyatakan, Indonesia juga memiliki pasar domestik yang besar dengan penduduk berjumlah lebih dari 200 juta orang.
Presiden pun memaparkan upaya yang telah dilakukan pemerintah Indonesia guna menarik kepercayaan pengusaha, seperti kebijakan melawan praktik korupsi, perbaikan pendidikan guna menghasilkan sumber daya manusia berkualitas, serta kebijakan untuk perbaikan hubungan antarapekerja dengan pengusaha.
Dalam pidatonya, Kepala Negara menyatakan setiap negara dalam dunia Islam memiliki keunikan tersendiri untuk menjalin kerja sama saling menguntungkan. Ia mencontohkan negara-negara Timur Tengah yang banyak memiliki “petrodolar” dapat bekerja sama dengan Indonesia yang memiliki sumber daya alam berlimpah dan pasar domestik yang besar.
“Semua punya sumber daya untuk berkontribusi, semua ini bisa dikumpulkan untuk mendapatkan energi dan kesejahteraan dunia muslim,” ujarnya.
Dunia Islam, menurutnya, masih dapat mengambil peluang dalam tatanan ekonomi dunia karena perbankan dan sistem keuangan Islam saat ini semakin berkembang dan mulai mendapat tempat dalam ekonomi negara-negara Barat.
Negara-negara Islam, lanjut Presiden, juga bisa memberikan sumbangan dalam membangun tatanan ekonomi dunia baru yang lebih adil dan berkelanjutan melalui peran dalam forum internasional seperti G20. [ant/hidayatullah.com]