Hidayatullah.com — Pertarungan peradaban dunia saat ini telah berlangsung sangat dahsyat. Kaum muslimin harus memahami betul transformasi nilai ini. Keluarga sebagai pilar dasar tegaknya nilai-nilai peradaban dan tatanan masyarakat yang luhur, mesti menjadi perhatian utama.
Pernyataan ini disampaikan Pimpinan Umum Hidayatullah, KH. Abdurrahman Muhammad, saat memberikan sambutan, sekaligus membuka acara Musyawarah Nasional (MUNAS) III Muslimah Hidayatullah (Mushida) di Aula Utama Masjid At Tiin, Taman Mini Indonesia Indah, Selasa (29/6) di Jakarta.
Ketatnya dominasi gaya hidup metarialisme saat ini, kata Ustadz Rahman, kemudian melahirkan peradaban tandingan yang lain, yang akhirnya mengenyampingkan tatanan yang berbasis kepada keluarga.
“Kita saat ini sedang didominasi peradaban makan dan peradaban minum. Hanya menuntut kesenangan dunia saja,” kata Ustadz Rahman.
Ustadz Rahman berpesan kepada peserta Munas III Mushida ini untuk senantiasa berada pada koridor yang lurus dan berharap agar Mushida dapat berkontribusi lebih besar lagi dalam menegakkan cita peradaban Islam.
Munas II Muslimah Hidayatullah (Mushida) yang dibuka pada Hari Selasa (29/06) kemarin mengusung tema besar, yakni: “Bangun Diri, Bangun Keluarga, Bangun Peradaban“.
Pelaksanaan munas ini juga disertai dengan digelarnya Kongres Perempuan Tokoh Daerah yang mengusung tema “Peningkatan Kualitas Pemberdayaan Perempuan sebagai Pembangun Peradaban Bangsa”.
Sekjen Mushida, Irawati Istadi, mengungkapkan, sesuai tema munas dan kongres, Mushida ingin memulai upaya bagaimana memberdayakan muslimah dalam memajukan peradaban Islam. Sejumlah tokoh perempuan daerah akan hadir sebagai pembicara untuk berbagi pengalaman kepada para peserta munas dan kongres.
”Kami harapkan ini akan dapat memotivasi supaya kaum muslimah mau bergerak,” kata Irawati.
Irawati menambahkan, langkah untuk mendorong muslimah ini tak berhenti pada saat munas dan kongres. Namun, ini akan ditindaklanjuti melalui sejumlah program nyata lima tahun ke depan.
Saat ini, sudah ada tiga program kerja andalan Mushida agar mampu menggerakkan muslimah di masyarakat. Ketiga program itu dijalankan melalui lembaga pendidikan taman kanak-kanak (TK) yang dikelola Mushida, kegiatan parenting, dan penyelenggaraan majelis taklim serta tabligh akbar oleh Korps Daiyah Mushida (KDM).
Kepengurusan baru Mushida yang terpilih melalui munas, akan segera menyusun program lima tahunan Mushida.
“Kami pun akan mengevaluasi semua program yang sudah berjalan selama ini,” kata Irawati. Tak menutup kemungkinan disusun program baru yang lebih kreatif dan tepat sasaran.
Ketua Panitia Munas III Muslimat Hidayatullah, Nur Iryani, mengatakan, pada hari pertama kegiatan munas yang berlangsung Selasa ini akan diisi dengan sejumlah kegiatan internal.
Pada hari kedua pelaksanaan munas, diadakan Kongres Perempuan Tokoh Daerah, yang akan menghadirkan sejumlah tokoh perempuan dari beberapa daerah sebagai pembicara. Sementara 1 Juli 2010 atau hari terakhir pelaksanaan munas, kata Nur, akan dilakukan pemilihan pengurus baru Mushida. [ain/hidayatullah.com]