Hidayatullah.com– Terpilihnya Din Syamsuddin sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2010-2015 menyisakan penyesalan di tubuh Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Kultural. Prof. Amien Rais dituding sebagai biang kekalahan Haedar Nashir, tokoh yang didukung AMM untuk maju sebagai Ketua Umum.
Aktifis AMM Kultural, Muhammad Sayuti menyatakan, Amien Rais berkontribusi besar atas kekalahan Haedar Nashir pasca dukungannya yang kemudian tersebar ke banyak muktamirin.
“SMS bertebaran ke seluruh anggota PAN dan juga muktamirin yang menyebutkan Amien Rais mendukung Haedar Nashir sebagai Ketua Umum Muhammadiyah, dan inilah yang justru menjadikan Haedar tidak dipilih oleh muktamirin,” gugat Sayuti dalam konferensi pers di Media Center siang ini (7/7).
Menurutnya, Haedar Nashir sempat menjadi idola dengan memperoleh suara terbanyak pada saat Sidang Tanwir Muhammadiyah, namun tiba-tiba suaranya merosot drastis menjadi urutan ke-4 pada saat sidang Pemilihan anggota PP Muhammadiyah dua hari lalu. Semua itu terjadi karena muktamirin menarik dukungannya akibat Haedar didukung oleh Amien Rais.
Lebih lanjut Sayuti menjelaskan, Amien Rais dikenal sebagai fenomena yang *complicated*. “Sudah menjadi rahasia umum bahwa dia berkeliling Indonesia sambil membagi-bagi uang. Belum lagi keterlibatannya di partai politik yang tidak dikehendaki oleh muktamirin,” sesalnya.
Sayuti menambahkan, pihaknya memberi respek besar kepada Amien Rais terkait banyak hal, namun khusus mengenai persoalan ini, apalagi istilah *high politic* yang sering dikemukakannya menjadi masalah tersendiri di kalangan Muhammadiyah.
Karena itu menurut Sayuti, AMM Kultural yang tergabung di dalam Majelis Reboan menuntut kejelasan posisi Amien Rais di Dewan Penasehat Muhammadiyah. Dia menilai posisi ini tidak jelas tugasnya, sehingga menjadikan Amien Rais sering bermanuver politik. “Kami menuntut diperjelasnya hak dan kewajiban di tubuh Dewan Penasehat Muhammdiyah,” tambahnya.[jid/hidayatullah.com]