Hidayatullah.com–Libforall Foundation, sebuah lembaga yang mempromosikan budaya kebebasan dan toleransi di seluruh dunia mensponsori seminar internasional bertajuk “Contemporary Islamic Thought” di gedung lantai II rektorat IAIN Sunan Ampel Surabaya Kamis (15/7) siang tadi. Seminar yang dihadiri puluhan dosen dan mahasiswa pasca sarjana itu diisi Abdullahi Ahmed An-Na’im, pemikir kontoversial asal Sudan yang selama ini dikenal dengan pengusung dekonstruksi syari’ah.
Lambang lembaga yang beralamat di situs www.libforall.org ini terlihat nampak jelas di bagian kiri backdrop yang berukuran kira-kira 3 meter. Pembantu Rektor I IAIN Sunan Ampel Surabaya Dr. Abd A’la ketika dikonfirmasi hidayatullah.com usai acara tidak menampik kebenaran hal itu. “Ya, kebetulan dia (Abdullahi Ahmed An-Na’im, red) datang ke Indonesia,” ujar A’la diplomatis.
A’la menegaskan, siapapun sponsornya, baik Libforall atau yang lainnya, asal masih dalam ranah akademik tidak ada masalah. IAIN sendiri, menurutnya selalu terbuka bagi setiap pemikir manapun, baik yang konstroversi ataupun yang tidak. “Tokoh HTI juga bisa jadi pembicara disini,” katanya.
Hal itu tidak lain, jelas A’la jika masih dalam ranah akademik bukan ideologi. Itu juga dilakukan agar para mahasiswa tidak kaget oleh munculnya berbagai pemikiran kontroversial. Terlebih, menurut A’la, agar para mahasiswa tidak merasa terkungkung dalam satu kotak saja.
Kendati begitu, pria kelahiran Madura yang pernah mendapat undangan khusus Israel itu tidak takut jika para mahasiswanya terpengaruhi pemikiran model itu. Justru sebaliknya, menurut A’la, jati diri baru mahasiswa akan timbul. Secara pribadi, A’la sendiri mengapresiasi sekaligus mengkritik pemikiran yang disampaikan An-Na’im.
Menggugat Syariah
Dalam ceramahnya, Abdullahi Ahmed An-Na’im, sempat mengatakan, penerapan sistem khilafah yang kerap ormas Islam dianggap tidak relevan untuk diterapkan saat ini. Menurut An-Na’im, sistem tersebut tidak kontekstual dengan gagasan nation state, yang diterapkan oleh mayoritas negara berpenduduk muslim di dunia.
Abdullahi Ahmed An-Na’im, adalah pakar hukum asal Sudan. Sebelumnya, tahun 2007, atas sponsor Ford Foundation dan Center for the Study of Religion and Culture (CSRC), UIN Jakarta, selama hampir sebulan ia berkeliling Indonesia memperkenalkan wacana Islam dalam dunia global, khususnya hubungan antara Islam, Negara, dan masyarakat.
Meski banyak pandangan tokoh liberal ini dianggap para ulama sangat berbahaya dan menimbulkan implikasi sangat fatal, pikiran sekuler liberal nya justru dibukuan oleh penerbit Mizan dengan judul, “Islam dan Negara Sekular: Menegosiasikan Masa Depan Syari’ah”.
Menariknya, buku ini sempat mendapat pujian dari beberapa cendekiawan Indonesia. Ada yang mengatakan, bahwa ide-idenya yang menggugat Syariat Islam bisa “merekonstruksi seluruh hasil ijtihad pada fuqaha dan ‘ulama selama tiga abad pertama.” [ans/hidayatullah.com]