Hidayatullah.com–Memasuki hari kedua pelaksanaan Muktamar ke-14 Persatuan Islam (Persis) di Tasikmalaya, beberapa peserta sudah mulai menyebut calon ketua umum.Hal tersebut terungkap usai mereka menyampaikan pandangan umum, Ahad (26/9).
Acara pandangan umum sendiri berlangsung usai pembacaan laporan pertanggungjawaban (LPJ) pengurus Persis masa jihad 2005 – 2010 yang disampaikan Ketua Umum Persis Prof. Dr. KH. M. Maman Abdurrahman, MA. Mayoritas peserta muktamar menerima sepenuhnya LPJ ketua umum.
Dalam pandangan umum ini selain menyampaikan saran dan harapan Persis ke depan, peserta juga mulai menyebut kriteria Ketua Umum Persis mendatang. Pantauan hidayatullah.com setidaknya ada tiga nama yang mengemuka, antara lain Prof. Dr. KH. M. Maman Abdurrahman,MA (Ketua Umum Persis sekarang), KH. Aceng Zakaria (Pimpinan Pondok Pesantren Persis Rancabango Garut) dan H. Atip Latifulhayat, SH, LLM, Ph.D (Ketua Bidang Jamiyyah PP Persis).
Sebagian peserta menginginkan adanya perubahan dalam kepemimpinan Persis lima tahun ke depan dengan tampilnya generasi muda sebagai wujud berjalannya regenerasi.
Kelompok ini menyebut Atip Latifulhayat (48) sebagai figur yang cocok mengemban amanah Persis berikutnya.
”Persis perlu pemimpin yang energik dan penuh semangat dengan wawasan luas dan mempunyai intelektual,” ucap seorang peserta yang enggan disebut namanya kepada hidayatullah.com
Atip yang seorang pengajar sebuah universitas negeri dan beberapa perguruan tinggi swasta di Bandung ini, banyak mendapat dukungan kalangan muda Persis.
Sementara peserta lain menginginkan Persis harus dipimpin seorang ulama atau kiai yang mumpuni. Kelompok ini tak segan menyebut KH. Aceng Zakaria (68) sebagai figur yang pas. Persis yang bergerak dalam bidang dakwah dan pendidikan dengan pesantren sebagai basisnya dirasa pas jika dipimpin seorang kyai.
Namun ada kelompok yang memadukan keduanya, yakni selain seorang intelektual, Persis tetap harus dipimpin seorang kyai. Untuk itu kelompok ini meminta Prof. Dr. KH.Maman Abdurrahaman,MA (65) bersedia memimpin Persis kembali.
Maman yang juga menjadi guru besar di Universitas Islam Bandung (Unisba), dirasa akan mampu membawa Persis lebih maju dan berkembang di masa datang. Perpaduan daya intelektual dan sifat kyai Maman diharapkan bisa menjadi jembatan perbedaaan pandangan antara kaum tua dan generasi muda.
Pengalaman akademik Maman diharapkan bisa dipraktikkan dalam membangun Persis lima tahun ke depan. Meski Maman hanya memimpin Persis usai K.H. Siddiq Amin wafat, namun hal tersebut telah dianggap berhasil.
Saat dikonfirmasi hidayatullah.com usai rehat, ketiga kandidat itu tidak menolak dan siap mengemban amanah jika warga Persis memilihnya.
”Mengingat beratnya tugas, sebenarnya saya kurang siap. Namun jika amanah itu diberikan, insya Allah saya siap menjalankannya,” ujar K.H. Aceng Zakaria.
Beratnya tantangan Persis ke depan juga diakui Atip Latifulhayat. Dirinya mengingatkan akan kompleknya persoalan umat dan tantangan arus global yang sulit dibendung akan menjadi tantangan tersendiri.
”Pengalaman saya jauh di bawah beliau-beliau itu. Mereka semua guru saya. Namun sebagai kader Persis jika diberi amanah dan dirasa mampu, maka tidak boleh menolak,” ujar Atip diplomatis.
Namun KH. Maman Abdurrahman mempunyai pandangan lain. Menurutnya, ke depan Persis tidak boleh hanya bergantung pada seorang figur. Yang tidak kalah penting adalah bagaimana Persis mampu membuat program kerja yang dibutuhkan umat dan berhasil mewujudkannya.
Baginya ormas tidak sekedar menampilkan sosok figurnya, namun sebuah kerja kolektif yang harus didukung dan dilaksankan semua komponen yang terlibat didalammnya.
Saat ditanya kesediannya untuk memimpin Persis kembali, kyai ramah ini hanya menjawab insya Allah.
Menurut agenda, acara pemilihan Ketua Umum digelar Senin (27/9). Menurut beberapa peserta Muktamar, sepertinya pemilihan Ketua Umum tidak akan berjalan alot, meski belum mengerucut pada salah satu calon. (man/hidayatullah.com)
Foto: Prof.Dr.KH.M.Maman Abdurrahman,MA (Man/hidayatullah.com)