Hidayatullah.com–Dikotomi pendidikan umum dan pendidikan diniyah (pendidikan yang diselenggarakan umat Islam), tampaknya akan segera berakhir. Kementrian Pendidikan Nasional (Diknas) akan memasukan anggaran pendidikan yang diselenggarakan umat Islam (madrasah) dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2011.
Hal tersebut diungkapkan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Prof. Dr.Muhammad Nuh saat memberikan ceramah dan dialog dengan peserta Muktamar Persis di Tasikmalaya, Ahad (26/9).
Di hadapan ribuan peserta yang khusuk menyimak, Mendiknas mengatakan bahwa pendidikan nasional tidak hanya pendidikan umum, namun juga semua pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat, termasuk madrasah-madrasah yang dikelola umat Islam.
”Kita sebenarnya tidak membedakan antara pendidikan umum dengan madrasah diniyah karena semua itu menjadi satu kesatuan dalam lingkup pendidikan nasional,” ujar mantan Rektor ITS tersebut.
Menurut Muhammad Nuh, madrasah diniyah turut andil yang tidak kecil dalam pembangunan nasional, termasuk dalam sejarah perjuangan merebut kemerdekaan. Ia lantas mencontohkan banyak tokoh besar lahir dari rahim madrasah (pesantren).
Untuk itu pihaknya akan mengusulkan agar anggaran pendidikan madrasah bisa masuk APBN 2011 sehingga tidak ada lagi kesenjangan antara pendidikan umum baik negeri maupun swasta dengan pendidikan madrasah yang mayoritas masih minim sarana dan prasarananya.
Mendiknas berpendapat, seharusnya madrasah masuk dalam kategori pendidikan nasional sehingga memperoleh anggaran dari pemerintah yang proporsional atau disamakan dengan pendidikan umum.
Pemisahan pendidikan umum dengan madrasah pendidikan nasional dikhawatirkan akan membuat pendidikan di Indonesia tidak maju. Banyaknya madrasah yang gulung tikar karena tidak adanya biaya operasional, bisa menjadi indikasi tidak meratanya pendidikan di tanah air.
Meski diakui banyak ilmuwan dan cendekiawan lahir dari madrasah, namun itu nampaknya belum bisa membuat madrasah sejajar dengan pendidikan (sekolah) umum.
Hal tersebut masih diperparah dengan anggapan sebagian masyarakat bahwa belajar di sekolah umum masih lebih baik dibandingkan di madrasah, sehingga madrasah hanya menjadi pilihan alternatif, bukan yang utama.
Minimnya perhatian pemerintah terhadap tingkat kesejahteraan guru pengajar di madrasah, dinilai M.Nuh, tidak seimbang dengan pengorbanan mereka. Untuk itu Mendiknas mengajak pemerintah dan swasta, juga masyarakat, untuk bisa memuliakan tenaga pendidik (guru). Pihaknya juga akan mengupayakan agar pemerintah bisa memberi tambahan insentif bagi tenaga guru, terutama yang swasta seperti guru madrasah.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Dirinya juga sangat mengapresiasi terhadap pemerintah daerah yang memberi insentif bagi tenaga guru, seperti yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, meskipun masih jauh dari cukup. Namun itu sudah menunjukkan suatu itikat baik baik dalam meningkatkan kesejahteraan guru.
Disinggung berapa besarnya anggaran pendidikan untuk madrasah dalam APBN 2011 nantinya, M.Nuh belum bisa memastikan. Namun Mendiknas meminta hadirin untuk berdoa agar rencana tersebut bisa terwujud. [man/hidayatullah.com]