Hidayatullah.com– Ulama terkemuka Syaikh Yusuf al-Qaradhawi akhirnya batal datang ke Indonesia. Ketua Persatuan Ulama Muslim Internasional ini awalnya berencana akan menghadiri menghadiri Konferensi World Assembly of Muslim Youth (WAMY) ke-11 di Jakarta.
Menurut Sekjen WAMY Dr Shalih bin Sulaiman al-Wohaibi, ketidakhadiran ulama internasional ini dikarenakan alasan kesehatan.
“Namun karena kondisi kesehatan dan usianya yang sudah di atas 80 tahun, maka beliau menyatakan tidak sanggup jika harus bepergian jauh. Kami kemudian sangat menyadari hal itu,” kata Wohaibi kepada pers.
Meski demikian, beberapa tokoh penting tetap datang menghadiri konferensi empat tahunan yang dibuka oleh Menteri Agama (Menag) RI, Suryadharma Ali ini.
Diantaranya; Syaikh Saleh bin Abdul Aziz bin M. Alu Syaikh (Menteri Urusan Islam dan Wakaf Arab Saudi sekaligus Presiden WAMY), Syaikh Abdullah bin Sulaiman al-Mani’ (Ketua Mahkamah Agung Arab Saudi), Jenderal Abdurrahman adz-Dzahab (mantan Presiden Sudan), Syaikh Isham bin Ahmad al-Basyir (mantan Menteri Agama Sudan), Syaikh Amru Khalid (ulama internasional).
Sedikit Bicara Banyak Kerja
Sementara itu, Direktur World Assembly of Muslim Youth (WAMY) Indonesia Aang Suandi saat pembukaan mengatakan, WAMY harus sedikit bicara dan banyak kerja sebagaimana yang telah dikerjakan selama ini.
Ia mencontohkan, ketika terjadi bencana di sejumlah tempat di tanah air, sehari atau dua hari kemudian WAMY telah mengirimkan bantuan ke lokasi. Hanya saja, kiprahnya kurang mendapat perhatian media.
“Tiap minggu kami menyelenggarakan pelatihan-pelatihan atau training kepada para pemuda melalui organisasi-organisasi kepemudaan yang ada,” kata Suandi.
Dalam muktamar kali ini selain diselenggarakan seminar, diskusi, dan workshop yang fokus membincangkan dan merumuskan peran pemuda Islam dalam ranah sosial demi terwujudnya masyarakat madani, juga membahas masalah pemuda Muslim dunia menghadapi persoalan terorisme. “Rekomendasi muktamar akan dikirim kepada pihak-pihak terkait, seperti pemerintah maupun kementerian anggota WAMY, organisasi, dan lainnya. Tugas terberat WAMY adalah melaksanakan hasil rekomendasi konferensi agar dapat diimplementasikan di lapangan,” ujar Shalih bin Sulaiman al-Wohaibi. [mcw/cha/hidayatullah.com]