Hidayatullah.com— Masyarakat madani bukan sekedar civil society sebagaimana yang diinginkan masyarakat Barat. Masyarakat madani harus mengacu pada sistem sosial yang diretas oleh Nabi di Madinah.
Pernyataan ini disampaikan mantan Ketua MPR RI, Dr Hidayat Nurwahid dalam ceramah umum pertama dalam rangkaian acara Konferensi World Assembly of Muslim Youth (WAMY) atau Liga Pemuda Muslim Dunia ke-11 Sabtu, (2/10), di Jakarta.
“Masyarakat madani dibangun oleh beberapa pilar, yaitu akidah Islam, pembacaan realitas tanggung jawab sosial dan norma-norma sosial yang tertuang dalam Piagam Madinah,” jelasnya mantan Presiden PKS ini.
Karena itu menurut Hidayat, umat Islam perlu meluruskan konsep cicil society dalam kacamata Islam.
Selain Hidayat Nurwahid ceramah juga diisi oleh Dr. Abdullah Al-Mani, Ketua Mahkamah Agung Arab Saudi, Dr. Shalih Fauzan al-Fauzan, Dr. Ishom Basyir, Penasehat Presiden Sudan, Dr dan Dr. Abdullah bin Abdul Azis al-Muslih, salah satu tokoh di WAMY.
Dalam ceramah umumnya, Isham Basyir yang membawakan makalah “Parameter Proyek Peradaban antara Orisinalitas dan Modernitas” menekankan tentang pentingnya ijtihad dan jihad, karena keduanya merupakan pilar peradaban Islam.
Namun, kata Basyir, istilah ijtihad dan jihad kini sering mengalami distorsi dalam bentuk pengurangan makna atau pembatasan-pembatasan makna tertentu.
“Jihad memiliki berbagai bidang garapan seperti keilmuan, pendidikan, sosial dan ekonomi dan lainnya.”
Hari ini, Ahad (3/10), seminar lanjutan akan dilangsungkan tema dalam tiga sesi. Sesi pertama dengan tema “Tanggung Jawab Sosial, Realitas dan Prospek Masa Depan”.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Sejumlah nara sumber akan mengisi acara ini. Diantaranya Dr. Sa’ad Abdullah Harib, Dr. Zufar Islam Khan, Dr. Hamzah Hamzah Husein Fa’r, dan Dr. Muhammad Ayyash Al-Kubaisi.
Konferensi WAMY ke-11 berlangsung dari tanggal 2 Oktober dan akan beraskhir 4 Oktober. Konferensi dihadiri sekitar 700 ulama, cendekiawan Muslim, dan tokoh filantropi dari 30 negara. [mcw/hidayatullah.com]