Hidayatullah.com–Duta Besar (Dubes) Arab Saudi di Indonesia H.E. Ustadz Abdurrahman Al-Khayyath menjelaskan, pemerintah Arab Saudi terus berupaya meningkatkan pelayanan ibadah haji pada tahun ini dalam berbagai aspek dengan memaksimalkan semua upaya dan potensi yang dimiliki.
Upaya yang terselenggara atas izin Allah SWT ini mendapat arahan langsung dari Yang Mulia Pelayan Dua Kota Suci Raja Abdullah bin Abdul Aziz Al-Suud, Ketua Komite Tertinggi Haji yang juga Menteri Dalam Negeri Pangeran Nayif bin Abdul Aziz dan Gubernur Makkah Pangeran Khalid Al-Faishal, dengan bekerjasama dengan semua pihak terkait.
“Memberikan layanan terbaik kepada para jamaah haji merupakan kebanggaan dan kehormatan bagi pemerintah Arab Saudi,” tegas Duta Besar Arab Saudi H.E. Abdurrahman Al-Khayyath kepada para wartawan dalam acara silaturrahim sekaligus jumpa pers di kediamannya, Jl. Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat.
Ia menegaskan, pelayanan pemerintah Arab Saudi untuk para jamaah haji pada tahun ini meningkat dengan sangat pesat.
Untuk itu, lanjut Al-Khayyath, pemerintahnya berusaha maksimal untuk terus meningkatkan pelayanan untuk para jamaah haji dari seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Upaya ini tak lepas dari kerjasama intensif dan dukungan yang terbina dengan baik dengan pemerintah Republik Indonesia melalui Departemen Agama.
Upaya ini tak lepas dari peran Kantor Konsuler Kedubes Arab Saudi yang bekerja siang malam selama 12 jam, ditambah menggunakan waktu libur kerja.
Kementerian Luar Negeri Arab Saudi juga mengirimkan sekitar 20 stafnya dari Riyadh untuk membantu Kantor Konsuler Jakarta.
Menurut Kepala Kantor Konsuler Kedubes Arab Saudi Ustadz Abdul Aziz Abdullah Al-Raqabi, jumlah total visa haji yang dikeluarkan mencapai 224.500 visa yang merupakan jumlah visa haji terbesar yang pernah dikeluarkan oleh Kedubes Arab Saudi di seluruh dunia.
Upaya yang sungguh-sungguh ini mendapat respon dan apresiasi positif dari Presiden Republik Indonesia Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono dan Menteri Agama Suryadharma Ali.
Peningkatan pelayanan ini tercermin dari berbagai langkah yang telah ditempuh antara lain: perluasan areal masjidil haram, peningkatan keamanan, pelayanan dan fasilitas umum, seperti transportasi, tempat tinggal, dan lainnya.
Tak hanya itu, disediakan pula jembatan berlantai lima untuk melempar jumrah di Jamarat Mina, pelayanan baru kesehatan secara gratis, serta dikerahkannya 15 helikopter pemantau. Selain itu, telah dilakukan pula renovasi sumur zamzam agar airnya dapat mudah dinikmati oleh jamaah haji.
Menurut Al-Khayyath, pelaksanaan ibadah haji pada tahun ini adalah disediakannya fasilitas baru berupa Monorail Masyair yang menghubungkan Armina (Arafah-Muzdalifah-Mina).
Monorail Masyair ini sangat membantu untuk menghindari kemacetan dua juta jamaah di kawasan Armina. Proyek pengadaan Monorail Masyair ini menghabiskan dana sekitar 6,5 milyar real Saudi, dan diharapkan dapat mengangkut sekitar 72 ribu jamaah dalam satu jam. Meski demikian, kapasitas yang dapat difungsikan baru sekitar 30 persen pada tahun ini, dan baru dapat dioperasikan dengan kapasitas penuh pada tahun depan insya Allah.
Di bidang kesehatan, pemerintah Arab Saudi menyediakan 3000 tempat tidur yang tersebar di sejumlah rumah sakit, pusat kesehatan dan klinik. Pelayanan kesehatan juga mencakup tindakan preventif, kuratif dan layanan darurat secara gratis. Pemerintah Arab Saudi juga secara khusus menyiapkan tujuh rumah sakit baru yang terletak di kawasan Armina dan akan buka selama 24 jam, ditambah 42 klinik di Mina dan 32 klinik di Arafah.
Tak ketinggalan, Saudi Arabian Airlines (SAA) mengoperasikan 2000 penerbangannya di dalam maupun luar negeri dan diharapkan dapat melayani sekitar satu juta calon jamaah haji. Terkait dengan persoalan keterlambatan beberapa pesawat Saudi Airlines, menurut Ali Al-Muwallad, Direktur Saudi Airlines Kantor Jakarta, tidak ada keterlambatan yang berarti, dimana semua jamaah haji yang diberangkatkan telah tiba dengan selamat di Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji pada waktunya. [nur/hidayatullah.com]