Hidayatullah.com– Mendiknas Mohammad Nuh menjamin mahasiswa dan mahasiswi asal Indonesia yang telah dipulangkan dari Mesir akibat pergolakan di negara itu akan bisa kembali bila kondisi setempat sudah aman.
“. Kalau dipulangkan gratis, maka mereka akan dikembalikan secara gratis pula,” katanya di Surabaya, Sabtu (5/2).
Ia mengemukakan hal itu setelah meninjau rumah kos mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) Unair Surabaya Reza Hendra Pudji di Jalan Bogorami I/23-B, Tambakderes, Surabaya.
Reza merupakan salah seorang dari ribuan penerima Beasiswa Pendidikan Mahasiswa Miskin (Bidik Misi) Tahun 2010. Unair sendiri pada tahun 2010 menerima 520 mahasiswa dari program Bidik Misi.
Takut Drop Out
Dikabarkan ratusan mahasiswa Indonesia di Al Azhar Kairo, Mesir khawatir drop out sehingga gagal dalam meraih gelar strata. “Semua mahasiswa asal Indonesia yang tinggal di Kota Nasr City Mesir sebenarnya masih merasa aman, mereka hanya khawatir jika di DO (drop out) karena banyak mata kuliah yang tertinggal akibat kerusuhan itu,” kata Ainul Zikrah, seorang mahasiswi Al Azhar asal Dumai yang saat ini sudah tiba di kediamannya di Dumai, Sabtu.
Ainul Zikrah tiba di rumahnya bersama kakaknya Wirzah Rahma yang sedang hamil tua dan seorang keponakan berusia dua tahun, setelah sebelumnya dievakuasi dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia dari Bandara Internasional Kairo.
Ainul menerangkan, kekacauan di Mesir hanya terfokus pada satu titik pusat pemerintahan Presiden Mesir Hosni Mubarak sehingga dirinya yang sebelumnya tinggal di suatu komplek bersama ratusan mahasiswa Indonesia lainnya di Kota Nasr City tidak begitu khawatir dan masih merasa aman.
“Saat saya dievakuasi di tempat pengumpulan sementara yang ditetapkan KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia), segala persediaan terutama makanan juga masih mencukupi dan tidak kekurangan apapun,” paparnya.
Ratusan mahasiswa di sana hanya mengkhawatirkan kekacauan Mesir mengganggu konsentrasi mereka dalam menghadapi sejumlah materi kuliah yang dapat berdampak fatal atau DO.
“Kami mengharapkan kekhawatiran kami ini tidak terbukti dan mudah-mudahan Al Azhar apabila kami kembali berkuliah seperti biasa dapat memaklumi kondisi ini,” papar wanita 23 tahun yang mulai memasuki semester lanjutan tingkat ke enam ini. *