Hidayatullah.com–Kekerasan keagamaan yang terjadi beruntun di Cikeusik, Banten dan Temanggung, Jawa Tengah, telah menimbulkan rasa keprihatinan dan sekaligus kewaspadaan bersama. Guna mencegah konflik horisontal yang mungkin bisa menular ke kota lain, Forum Silaturrahmi Ormas Islam (FSOI) Kota Bandung melakukan deklarasi damai yang digelar Rabu (9/2) di halaman Masjid Al Ukhuwwah, Kota Bandung.
“Kami sangat prihatin dengan kejadian kerusuhan dan tindakan anarkis tersebut,” kata Sekretaris FSOI Kota Bandung, Drs H. Ugas Rahmansyah. MSi dalam sambutannya.
Dalam kesempatan tersebut FSOI juga mengajak semua elemen masyarakat untuk bisa menahan diri dan tidak mudah terprovokasi akan ajakan yang mengarah pada tindakan anarkis.
Deklarasi yang dihadiri pimpinan ormas Islam se-Kota Bandung tersebut digelar guna menanggapi situasi kekerasan yang berbau SARA yang terjadi belakang ini. Dalam pernyataan sikapnya FSOI Kota Bandung mengimbau semua warga, terutama anggota ormas dan pimpinan ormas Islam untuk tetap waspada, serta tidak terprovokasi bertindak anarkis, serta saling menghormati antarpemeluk dan keyakinan masing-masing umat beragama.
Sementara untuk kelompok Ahmadiyah, FSOI menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah pusat, karena persoalan Ahmadiyah tidak lagi menjadi persoalan lokal namun sudah menjadi masalah nasional.
Di tempat yang sama Ketua Persatuan Islam (Persis) Kota Bandung, Drs.H.Anwaruddin, kepada wartawan menambahkan, sebaiknya Ahmadiyah menjadi agama baru saja dan tidak lagi menggunakan atribut Islam. ”Kalau Ahmadiyah mau menjadi agama baru, silakan tapi jangan lagi memakai istilah atau simbol-simbol Islam, seperti masjid maupun Al Quran,” pungkas Anwaruddin.*