Hidayatullah.com–Nabi Muhammad SAW memiliki akhlak yang mulia (Khuluqun ‘azim). Tak ada cela sedikitpun. Dan, tak ada orang yang mampu menandingi akhlaknya. Bahkan, dikatakan, akhlak rasulullah ibarat al-Qur’an.
Karena itu, Allah SWT menyuruh hamba-Nya agar menjadikan Rasulullah sebagai idola (Uswatun hasanah) dalam segala aspek kehidupan; rumah tangga, sosial, bahkan politik sekalipun. Akhlak Rasulullah luas, tak hanya mencakup satu aspek saja.
Hal itu dikatakan Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Ustadz Syuhada Bahri, Ahad (13/2). Tapi, sayangnya, kata Syuhada, jaman sekarang, tak banyak orang yang mau menjadikan Nabi Muhammad sebagai idola, panutan hidup.
Masyarakat, kata Syuhada, lebih suka mengidolakan seseorang yang berbau materialistik dan hedonistik. Lihat saja, ujarnya, para artis yang begitu digandrungi oleh berbagai lapisan masyarakat. Bahkan, menurutnya, gaya para artis; dari pakaian, kendaraan, cara bicara dan sebagainya selalu diikuti. Hari ini, misalnya, keluar di layar kaca, besoknya sudah booming di pasaran.
Sedangkan, jelas Syuhada, tidak dengan Nabi Muhammad. Pola hidup beliau sekarang justru dianggap kolot dan tidak jamani. Lebih dari itu, kata Syuhada, jika ada yang mau mengikuti cara hidup Nabi Muhammad, jenggot atau celana di atas lutut, misalnya, justru dianggap teroris, radikalis atau cap tak kalah tendensius lainnya. Hal itu, katanya, justru menjadikan orang jauh bahkan takut untuk mengikuti jejak Rasulullah.
Karena itu, Syuhada berpesan kepada umat Islam agar mau menjadikan Nabi Muhammad sebagai idola.
“Jadikanlah Rasulullah sebagai idola, panutan hidup dalam sebagai aspek kehidupan,” katanya. Kendati demikian, menurutnya, hal itu tidak mudah, butuh tarbiyah yang terus menerus, tanpa henti. *