Hidayatulalah.com–Majelis Ulama Indonesia (MUI) memberi bocoran dari hasil investigasi yang dilakukan atas kasus kekerasan di Al-Ma’Hadul Islami (YAPI), Pasuruan. Menurut Ketua MUI Jawa Timur, KH. Abdussomad Bukhori, konflik seperti itu memang telah terjadi sejak lama.
“Sejak YAPI baru berdiri dan masih kecil, sebenarnya konflik telah terjadi, meski masih tahap kecil,” ujarnya kepada hidayatullah.com Kamis, (17/2).
Menurut Abdussomad, lambat laun, masalah itu semakin besar, dan terjadi seperti kasus kemarin.
Konflik itu, kata Abdussomad, disebabkan karena YAPI kerap menyebarkan paham syi’ah kepada masyarakat.
“Mereka (YAPI) sering berdakwah paham Syi’ah kepada masyarakat. Dalam dakwahnya, mereka tidak mengakui keberadaan para sahabat Nabi, seperti Abu Bakar, Umar, Ustman,” paparnya.
Tidak hanya itu, jelas Abdussomad, mereka juga kerap meyebarkan brosur tentang Syi’ah.
“Mungkin itu yang menyebabkan umat Islam di sana marah, apalagi di sana mayoritas sunni,” ujarnya. Sekarang saja, di Pasuruan, tambahnya, praktik nikah mut’ah mulai marak terjadi.
Abdussomad tidak sedang mengarang cerita. Informasi penting itu ia dapatkan dari salah satu Ketua Kelompok Ahlussunah wal Jama’ah (Aswaja). Kendati demikian, dalam kejadian kemarin, kata Abdussomad, bukan atas instruksi Aswaja, melainkan aksi spontanitas massa biasa.
“Itu bermula karena saling ejek, kemudian berbuntut hingga aksi pelemparan,” paparnya.
Agar kejadian serupa tidak terjadi, Abdussomad meminta pihak YAPI menghentikan dakwah Syi’ahnya.
“Mestinya dilarang. Tidak boleh menyebarkan ajaran seperti itu,” jelasnya.
Apalagi, tambahnya, Pasuruan dan Bangil basis Sunni.
“Di sana mayoritas sunni. Kalau ada ajaran Syi’ah disebarkan, otomatis akan ditolak,” ungkapnya. *