Hidayatullah.com–Divisi Dakwah Khusus Majelis Tabligh PP Muhammadiyah periode 2010-2015 akan berfokus pada pengkaderan da’i atau muballigh yang siap ditugaskan ke wilayah wilayah terpencil, suku terasing, dan daerah rawan pemurtadan.
Ketua Divisi Dakwah Khusus Majelis Tabligh PP Muhammadiyah Agus Tri Sundari, mengatakan, dalam rangka upaya tersebut, pihaknya akan menyelenggarakan kegiatan pendidikan untuk calon da’i dengan nama Program Da’i Mandiri.
“Untuk program ini, kita bekerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Ahmad Dahlan,” kata Agus Sundari ditemui hidayatullah.com di Gedung Dakwah Muhammadiyah Jakarta, Selasa (8/3).
Da’i yang ditempa dalam program dakwah khusus tersebut, Agus melanjutkan, nantinya akan diterjunkan sebagai da’i purna waktu untuk memenuhi kebutuhan da’i di daerah daerah terpencil.
Selain ditempatkan di wilayah yang membutuhkan di seluruh nusantara, da’i-da’i yang sudah dilatih tersebut akan dipersiapkan pula untuk menutupi minimnya kebutuhan dai di kota kota besar, seperti di perkantoran dan perumahan perumahan.
“Di tempat-tempat tersebut masih banyak kalangan yang memahami Islam secara parsial, sehingga kehadiran da’i di sana sangatlah diperlukan,” kata Agus.
Agus menyebutkan, selama kurun waktu 4 tahun terakhir, Majelis Tabligh telah menerjunkan sekitar 300 da’i ke wilayah terpencil dan minoritas. Dan sebanyak 93 da’i di antaranya telah mendapatkan pembiayaan sampai bulan Maret tahun ini.
Adapun program Da’i Mandiri yang akan mulai digulir mulai Mei mendatang dengan sistem belajar boarding selama 6 bulan ini ditargetkan akan melahirkan da’i purna waktu yang siap bertugas sepanjang waktu dibutuhkan.
Adapaun biaya hidup da’i nantinya akan ditanggung oleh donatur melalui kerjasama dengan lembaga-lembaga zakat dan dari amal usaha Muhammadiyah sendiri.
Untuk sementara ini, berbagai program Divisi Dakwah Khusus Majelis Tabligh PP Muhammadiyah telah melakukan kerjasama program ini dengan sejumlah lembaga zakat, seperti BAMUIS BNI, LAZIZMU, LAZIZ RS Islam Jakarta, dan juga BAZNAS.
Pada Muktamar Muhammadiyah ke-46 tahun lalu telah mencanangkan mencetak tenaga da’i mandiri dan profesional sebanyak 1000 da’i, bahkan kalau bisa lebih dari itu.
Dakwah di Lapas
Kegiatan dakwah di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) atau Rumah Tahanan (Rutan) juga menjadi fokus perhatian kegiatan Divisi Dakwah Khusus Majelis Tabligh PP Muhammadiyah.
“Untuk wilayah Jakarta, kita bekerjasama dengan LP Cipinang, Lapas Salemba, dan Rutan Pondok Bambu,” jelas Agus.
Jadwal mengisi kegiatan dakwah di tempat tempat tersebut dikoordinasi langsung oleh pihak lapas atau rutan.
Tak hanya itu, pengurus Muhammadiyah di berbagai wilayah dan daerah juga dilibatkan kegiatan yang sama dengan bekerjasama dengan sejumlah lapas.
“Untuk wilayah Jakarta, langsung ditangani oleh PP Majelis Tabligh. Di wilayah atau daerah oleh PW dan PD,” imbuhnya.*