Hidayatullah.com–Sebagai provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia, yakni lebih dari 40 juta jiwa, Jawa Barat mempunyai potensi dalam sumber dana umat berupa zakat. Potensi itu bisa mencapai Rp 900 milyar per tahun. Sementara LAZ Rumah Zakat mengaku baru bisa menggali 3 persennya saja atau sekitar Rp 27 milyar di 2010.
Demikian disampaikan Chief Funding Officer (CFO) Rumah Zakat untuk area Jawa-Kalimantan-Sulawesi dan Papua, R. Herry Hermawan, dalam acara Public Expo di Bandung, Rabu (9/3). Acara tersebut digelar untuk menjelaskan capaian Rumah Zakat selama 2010 dan target program 2011.
Herry menjelaskan dari pencapaian tersebut, Rumah Zakat baru mengandalkan tiga kantor cabang di Jawa Barat, yakni Bandung, Cimahi, dan Cirebon. “Potensi tersebut menjadi tantangan umat Islam khususnya yang ada di Jabar. Kalau kita menggali secara maksimal, insya Allah bisa menjadi salah satu solusi pemberdayaan umat, terutama masalah kemiskinan,” paparnya.
Rumah Zakat di Jabar selama 2010 mengalami kenaikan 15 persen jika dibandingkan pencapaian 2009 dalam pengumpulan dana zakat. Sementara itu untuk 2011 menargetkan pencapaian dana ZIS hingga Rp 39 milyar, dari target nasional sebesar 270 milyar.
Untuk triwulan pertama 2011 sudah menghimpun dana Rp 4,9 milyar dari tiga wilayah (Bandung, Cimahi, dan Cirebon). Guna mencapai target tersebut, Herry menjelaskan, pihaknya akan menggulirkan beberapa program dan berusaha menggaet mitra perusahaan dalam hal penyaluran dana-dana sosialnya.
Sementara program utamanya masih mengusung tema “Merangkai Senyum Indonesia” dengan beberapa program unggulan antara lain, Senyum Sehat dengan tujuan menyediakan layanan kesehatan gratis bagi masyarakat tidak mampu. Senyum Juara menitikberatkan pada program pendidikan dengan mendirikan sekolah gratis dari SD hingga SMU dan pemberiaan beasiswa bagi mahasiswa.
“Untuk Senyum Mandiri kita akan fokuskan pada pemberdayaan kaum dhuafa, terutama bagi kalangan pemuda atau usia produktif. Layanan yang diberikan berupa pelatihan keterampilan dan membentuk Kelompok Usaha Kecil Mandiri (KUKMI),” pungkas Herry.*