Hidayatullah.com–Penguasa Libya yang akan digulingkan Muammar Qadhafi mengirimkan surat untuk Presiden Amerika (AS) Barack Obama dan memintanya untuk mengakhiri “perang yang tidak adil” melawan salah satu Negara Afrika Utara tersebut.
“Untuk menciptakan perdamaian dunia … persahabatan di antara penduduk kita … dan serta kerjasama ekonomi dan keuangan melawan teror, Anda berada dalam posisi untuk mencegah NATO berada dalam urusan Libya,” demikian tulis surat yang dikirimkan pada hari Rabu sebagaimana dikutip Associated Press (AP).
Qadhafi juga meminta Obama untuk menghentikan “tindakan yang salah,” dan mengatakan jika “Warga Libya harus berada di Libya dalam lingkup Persatuan Afrika.
Pemimpin utama Libya tersebut juga menyatakan jika tindakan militer NATO telah menyakiti warga Libya “secara moral”. Bagaimanapun, ia mengharapkan kesuksesan Obama pada pemilihan presiden selanjutnya.
Sementara itu, Sekretaris Pers Gedung Putih, Jay Carney, membenarkan jika mereka telah menerima surat dan mengatakan gencatan senjata di Libya akan dilakukan jika Qadhafi berhenti membunuh rakyatnya.
NATO mendapat kritik tajam dari pasukan revolusioner Libya untuk menghentikan pembunuhan terhadap orang-orang di Misratah dan kota lain yang dikuasai pendukung Qadhafi.
Abdel Fattah Younes, Menteri Dalam Negeri yang membelot dan juga merupakan pemimpin pasukan oposisi, menilai langkah-langkah yang di ambil NATO terlalu lamban, ia juga mengatakan pasukan militer itu sendiri “telah menjadi masalah.”
Ia juga menegur NATO yang ikut membunuh rakyat sipil dalam serangan udaranya.
Pada hari Rabu, peperangan besar dan bentrokan dilaporkan terjadi antara pasukan revolusioner dan pasukan pendukung Qadhafi di dekat kota yang strategis Brega.
Pasukan Libya telah membunuh ribuan penduduk sipil sejak revolusi melawan Qadhafi dimulai pada pertengahan Februari.
Menanggapi surat tersebut, Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengatakan pada Rabu malam jika pasukan Qadhafi “harus menarik diri dari kota-kota yang mereka ambil secara paksa” dan gencatan senjata harus dilakukan.
Clinton juga mengatakan keputusan harus diambil mengenai “mundurnya” Qadhafi” serta “kepergiannya dari Libya.”*