Hidayatullah.com–Berkembangnya stigma diskriminasi terhadap umat Kristiani di Indonesia dalam pembangunan rumah ibadah di wilayah kaum muslimin, menurut Ahmad syafi’i Mufid, juga dirasakan umat Islam di wilayah-wilayah berpenduduk mayoritas non-muslim.
“Kita bisa lihat di Kupang, Papua, dan Palangkaraya, umat Islam juga sulit membangun masjid,” jelasnya, menepis dugaan adanya upaya umat Islam menghambat pembagunan gereja secara sistematis.
Lebih dari itu, ia berpendapat bahwa sikap masyarakat mayoritas memang cenderung mempertahankan mayoritasnya di suatu daerah karena takut terganggu eksistensinya.
“Hal tersebut biasa, mereka tidak mau terganggu keberadaannya,” ujar Syafii di sebuah acara diskusi di Jakarta, Selasa sore (26/4).
Tambah Syafii, manusia itu memang cenderung mencari titik keseimbangan. Jika terjadi gesekan di masyarakat yang memiliki perbedaan dalam banyak hal, disebabkan masyarakat belum memahami makna perbedaan itu sendiri.
“Manusia mencari equilibrium itu suatu hal yang alami, sehingga dalam masyarakat akan sering terjadi singgungan,” paparnya yang juga merupakan Ketua Forum Kerukunan Umat beragama (FKUB) DKI Jakarta.
Banyaknya gereja yang sulit dibangun di wilayah permikiman muslim bukan menandakan diskriminasi kaum minoritas di Indonesia, sebab kata Syafii, di wilayah barat, tengah dan timur pun, masyarakat muslim sulit mendirikan masjid.*