Dalam agenda silaturahim itu, mantan Rektor Institut Sepuluh November (ITS) Surabaya tersebut menyempatkan diri melaksanakan shalat ashar berjamaah di Masjid Ar-Riyadh Hidayatullah Balikpapan. Setelah itu ia bertaaruf dan memberikan taushiyah kepada seluruh warga, santri, dan jamaah masjid. Ketua YPPH Ummulqura Balikpapan Hamzah Akbar merasa sangat senang menyambut kedatangan Prof Nuh.
“Terima kasih kepada Pak Prof, bisa bermuwajahah dengan kita semua di kampus Ummulqura Indonesia,” ucap Hamzah Akbar yang berpeci hitam dan berbatik saat memberikan sambutan dari podium masjid, di hadapan ratusan jamaah shalat ashar.
Selain itu, Hamzah juga menjelaskan sekilas profil Prof Nuh agar semakin dikenal oleh para santri. “Dulu (beliau) satu periode menjadi Menteri Komunikasi dan Informatika, setelah itu diangkat jadi Mendikbud lagi,” ungkapnya memperkenalkan sosok Ketua Pelaksana Badan Wakaf Indonesia (BWI) itu.
Dalam taushiyahnya, Prof Nuh menyampaikan rasa syukur dan bahagianya bisa mengunjungi Kampus Induk Hidayatullah Balikpapan itu.
Prof Nuh juga merasa senang bisa berjumpa dan melihat wajah-wajah para santri.
“Jika saya memandang adek-adek semua ini bukan dengan pandangan biasa, tapi dengan pandangan hati, In sya Allah adek-adek ini selalu menjadi orang yang memberi kemanfaatan kepada bangsa dan negara,” tuturnya di podium masjid.
Suasana silaturahim Prof Nuh itu berlangsung hangat. Para Pengawas serta Pembina YPPH, warga, dan santri Hidayatullah Ummulqura Balikpapan menyambut dengan penuh antusias.
Kehangatan itu tampak pula ketika Prof Nuh bercerita terkait pemuda-pemuda zaman dahulu yang alim lagi cerdas. Setiap menceritakan kisah seorang pemuda, Prof Nuh menunjuk santri secara acak lalu memanggilnya untuk berdiri di samping mimbar.
“Adek coba ke sini, kita contohkan ya,” ujar Ketua Dewan Pers 2019-2022 ini seraya menunjuk seorang santri Sekolah Menengah Hidayatullah (SMH).
“Namanya siapa?” tanya Prof Nuh kepada santri.
“Abdul Hakim,” jawab santri itu.
“Asalnya dari mana?”
“Dari Kalimantan Utara!”
“Kalimantan Utara jauh kah (dari Kalimantan Timur)?”
Santri itu pun geleng-geleng.
“Loh Timur ke Utara kan jauh,” canda Pak Prof disambut tawa oleh seluruh jamaah.
Acara di Masjid Ar-Riyadh itu ditutup dengan pembacaan doa yang dibawakan oleh Ketua Bidang Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Balikpapan, Irwan Budiana.
Setelah Prof Nuh melakukan ta’aruf dan memberi taushiyah di hadapan seluruh jamaah Hidayatullah Ummulqura Balikpapan, dilakukan ramah tamah bersama para pengurus YPPH, dosen STIS Hidayatullah, serta guru SMH, MI RM Putra, dan Ahlus Shuffah di Kantor YPPH. Sebelumnya, Prof Nuh menghadiri acara Pengukuhan PBNU dan Harlah ke-96 Nahdlatul Ulama di Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (31/01/2022). Acara ini turut dihadiri oleh Presiden Joko Widodo dan Wapres Ma’ruf Amin.
Sebelumnya beberapa waktu lalu, tokoh Nahdliyin lainnya KH Ma’ruf Amin, Mustasyar PBNU, pernah berkunjung ke Kampus Induk Hidayatullah Ummulqura Balikpapan. Dalam kunjungannya itu, Kiai Ma’ruf disambut hangat para pengurus Hidayatullah termasuk Hamzah Akbar.
Kiai Ma’ruf bersilaturahmi dengan pimpinan pondok pesantren sekaligus memberikan taushiyah. Silaturrahim itu dihadiri para ulama Balikpapan. Kiai Ma’ruf juga disambut oleh Ketua Dewan Pembina YPPH Muhammad Hasyim.
“Saya kan pernah diundang ke ponpes ini oleh beliau ini belum sempat. Hari ini kita sempatkan untuk juga bersilaturahmi, memberi motivasi selain pimpinan pondok juga santri-santri untuk mempersiapkan diri,” ujar Kiai Ma’ruf dalam tausiyahnya.
Kiai Ma’ruf saat itu menekankan kepada para santri agar menghargai perbedaan di bumi pertiwi. Ia juga berpesan kepada para pengasuh pesantren untuk menyiapkan santrinya agar mampu menghadapi tantangan 10 tahun ke depan.
“Kita harus menyiapkan santri-santri yang punya wawasan luas. Makanya dalam debat saya sampaikan kita harus mengantisipasi 10 years challenge, 10 tahun tantangan ke depan,” kata calon wakil presiden nomor urut 01 ini dalam safari politiknya di Balikpapan itu, Kamis (21/03/2019) dikutip website resmi DPP Hidayatullah.* (Asrijal/SKR/MCU)