Hidayatullah.com–Ekonomi Indonesia benar-benar dalam jajahan asing. Betapa tidak, hampir seluruh sektor ekonomi dikuasai asing, seperti pasar tekstil, 80 persen, farmasi 80 persen, dan industri teknologi 92 persen. Hal diperparah lagi dengan diberlakukannya pasar bebas (CAFTA). Kini, banyak pengusaha dalam nergeri gulung tikar.
Pernyataan itu disampaikan Ir. Heppy Trenggono, penggagas ‘Beli Indonesia’ saat membuka Kongres Kebangkitan Ekonomi Indonesia (KKEI) di Diamond Solo Convention Center, Jawa Tengah Rabu (22/06/2011). Heppy mengatakan, kondisi darurat itu harus segera diatasi. Sebab, bila tidak, perekonomian bangsa Indonesia selamanya akan dikuasai asing.
Lebih jauh, pengusaha kelapa sawit ini menjelaskan, Indonesia jauh tertinggal dari negara tetangga, Singapura misalnya. Ekspor Indonesia lebih kecil 50 persen dari negara tersebut, padahal luasnya hanya 689 km. Meski demikian, bangsa Indonesia masih sibuk membesarkan negara asing. Buktinya, kata Heppy, saham negara di freeport hanya sekitar 9 persen, selebihnya lari ke negara asing.
Karena itu, Happy dan sekitar 412 pengusaha lainnya yang tergabung dalam gerakan ‘Beli Indonesia’ dari seluruh Indonesia ini melakukan gerakan penyelamatan ekonomi bangsa. Gerakan yang bertujuan cinta produk dalam negeri ini disimbolkan dengan dengan bentuk satu jari.
“Nanti orang akan tahu bahwa satu jari adalah simbol Beli Indonesia,” tegasnya ketika jumpa pers kepada wartawan sambil mengangkat jari telunjukknya.
Meski dengan simbol satu jari, namun Heppy sangat optimis gerakan itu bisa melawan dominasi ekonomi asing. Sebab tujuan ini adalah membeli produk Indonesia, yang berarti membela martabat dan kejayaan bangsa serta memupuk semangat persaudaraan.
Terkait dengan produk, ia mengklasifikasikan dalam tiga hal. Pertama, produksi di Indonesia dan dimiliki bangsa Indonesia. Kedua, produksi di Indonesia dan dimiliki asing, dan ketiga, produksi di luar negeri dan diimpor ke Indonesia.
Ia mengimbau agar masyarakat mau membeli produk dalam jenis pertama. Dengan demikian, membela produk Indonesia berarti menumbuhkan industri dan menciptakan lapangan kerja. Bila hal ini terjadi, Indonesia tidak akan menjadi negara miskin.*