Hidayatullah.com–Munculnya gerakan “Beli Indonesia” yang dimotori oleh sekitar 412 pengusaha Indonesia ini tampaknya mulai mengundang ketidaksukaan pihak tertentu. Faktanya, sekitar 60 spanduk ‘Beli Indonesia’ yang dipasang di beberapa titik ruas jalan raib diambil orang tak dikenal. Hal itu bukti bahwa gerakan nasional itu kini telah menjadi ancaman pihak yang merasa dirugikan.
“Dulu, ketika bendera merah putih diturunkan penjajah, kita berteriak dan membela. Kini, bendera kita diturunkan seharusnya kita juga melakukan hal yang sama,” ujar Happy Trenggono, penggagas ‘Beli Indonesia’ saat sambutan pembukaan Kongres Kebangkitan Ekonomi (KKEI) di gedung Diamond Solo Center, Rabu (22/06/2011).
Pengusaha ribuan hektar kelapa sawit ini mengatakan, gerakan ‘Beli Indonesia’ ini adalah gerakan untuk memperjuangkan Indonesia dari penjajahan ekonomi oleh negara asing. Karena itu, bila ada yang tidak suka atau bahkan mengancam, gerakan ini siap menghadapinya.
“Ya, kita akan jalan terus. Biar saja bila ada yang mengancam,” katanya ketika dikonfirmasi hidayatullah.com di sela-sela acara.
Ditanya siapa yang mengancam, Heppy menjawab diplomatis, “Yang menguasai ekonomi di negara kita siapa?”
Kendati demikian, ia berharap komitmen dari segenap elemen bangsa untuk membela dan menyelamatkan perekonomian bangsa. “Saya yakin, bila terjalin komitmen nasional, bisa jadi dalam tempo tiga tahun sudah terjadi perubahan signifikan,” harapnya.*