Hidayatullah.com–Korban tewas pertikaian Ambon bertambah menjadi menjadi tujuh orang. Korban tewas tersebut adalah warga setempat yang terkena lemparan batu dan luka tembak akibat dari perselisihan. Juru Bicara Kepolisian Republik Indonesia (Polri) Irjen Anton Bachrul Alam mengatakan, korban yang terkena luka ringan dan berat berjumlah 65 orang. Dua diantaranya adalah anggota kepolisian, sisanya adalah masyarakat sipil.
“Iya tetapi itu semua kita membantu masyarakat disana yah, apabila ada kesulitan dan sebagainya bisa minta tolong kepolisian baik TNI maupun Polri tentunya untuk membantu masyarakat khususnya di Ambon,” ujarnya dikutip Radio KBR68H.
Memprihatinkan
Sementara itu, ratusan pengungsi korban konflik Ambon, Maluku, asal Waringin berada dalam kondisi memprihatinkan. Mereka tidur berhimpitan. Bahkan ada yang terpaksa tidur di lantai.
Para warga asal Waringin ini mengungsi di empat bangunan sekolah dasar di kawasan Silale, Kota Ambon. Mereka menempati bangunan ini sejak rumah dibakar saat kerusuhan terjadi pekan lalu.
Pengungsi mengharapkan bantuan pemerintah soal fasilitas MCK dan lokasi yang lebih layak untuk ditinggali sementara.
Dikutip Antara, Sina Kabakoran, koordinator pengungsi di sekolah itu mengaku mereka baru mendapat bantuan makanan tanggap darurat dari Dinas Sosial Maluku.
Sementara itu situsai terakhir pasca bentrokan di Ambon kondisi sudah mulai normal. Aktivitas masyarakat berangsur pulih.
Sebelum ini, Wakil Sekjen DPP PKS Mahfudz Siddiq meminta agar semua pihak untuk segera menghentikan provokasi menyesatkan tentang situasi Ambon.
Mahfudz yang juga Ketua Komisi I DPR –membidangi masalah pertahanan dan hubungan luar negeri — mengungkap, hingga hari ini di beberapa daerah dan kalangan, khususnya ormas-ormas Islam beredar isu yang dikembangkan, terjadi sweeping oleh aparat keamanan terhadap tokoh-tokoh ormas Islam dan ada keberpihakan aparat keamanan terhadap salah satu kelompok.*
Foto: Panser milik TNI yang dikerahkan membantu pengamanan Kota Ambon, Ahad (11/09/2011)/tribun