Hidayatullah.com–Menteri Agama Suryadharma Ali mengajak masyarakat menanamkan kembali nilai-nilai luhur bangsa untuk mengantisipasi tergerusnya karakter bangsa.
Menurutnya, nilai-nilai luhur bangsa seperti gotong-royong, tolong menolong, rasa malu jika berbuat tidak terpuji, mengambil sesuatu yang bukan miliknya, sopan santun dalam bertutur kata dan hormat orangtua dan guru perlu digali kembali, karena banyak yang telah memudar.
“Salah satu persoalan krusial bangsa Indonesia adalah membangun karakter bangsa yang mulai tergerus secara nyata dengan munculnya fenomena perilaku reaktif, emosional dan anarkis,” ujarnya dikutip Antara saat membuka konferensi ‘Annual Conference on Islamic Studies’ (ACIS) atau Konferensi Studi Islam Tahunan ke-11 di Pangkalpinang, Senin (10/10/2011).
Nilai-nilai luhur bangsa untuk membangun karakter masyarakat Indonesia tersebut dapat dijadikan pilar utama dalam membangun karakter bangsa dan semua komponen seperti tokoh pendidik, pemimpin agama, politik dan masyarakat umum harus bahu membahu dan menjadi tauladan bagi yang lain.
Konferensi yang berlangsung 10 sampai 13 Oktober di Hotel Novotel tersebut mengangkat tema “Merangkai Mozaik Islam Dalam Ruang Publik untuk Membangun Karakter Bangsa”.
Kegiatan tahunan tersebut bertujuan antara lain untuk mengetahui perkembangan hasil kajian, riset dan pemikiran keislaman dengan berbagai dimensi yang berkembang di tanah air.
Kegiatan ini juga melibatkan Kementerian Perumahan Rakyat, Kementerian Agama, Bappenas, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Komisi III DPR RI, anggota DPD RI, MUI, para Dubes negara sahabat, dan tokoh masyarakat.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Sebelumnya Prof Muhammad Ali, Dirjen Pendidikan Islam, dalam sambutannya menyebutkan bahwa dewasa ini pendidikan sedang mencari bentuk untuk membangun karakter bangsa. Karena itu ia berharap melalui konferensi ini dapat menghasilkan buah pikiran untuk penyempurnaan dan perbaikan pembangunan karakter bangsa dengan landasan agama.*