Hidayatullah.com– Keberadaan para imigran Afganistan yang disinyalir Syiah terus disoroti berbagai tokoh Muslim di Balikpapan, Kalimantan Timur. Salah satunya, ulama muda Balikpapan, Ustadz H Nashirul Haq, Lc, MA.
Anggota Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Balikpapan ini menyayangkan keberadaan para imigran tersebut. Seharusnya, kata dia, Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan tidak menerima pendatang asing kecuali dengan tujuan yang jelas. Misalnya kerja di perusahaan asing atau berwisata.
“Pendatang imigran dengan tujuan yang tidak jelas seharusnya tidak diterima, apalagi jika ada indikasi kuat bahwa mereka adalah penganut ajaran Syiah. Kehadiran mereka tentu membawa misi yang berpotensi menimbulkan masalah di kalangan umat Islam khususnya di Balikpapan,” ujar Nashirul dalam pernyataan resminya kepada hidayatullah.com baru-baru ini, Rabu (10/12/2014).
Menurut kandidat Doktor di International Islamic University Malaysia (IIUM) ini, ada tiga bentuk gerakan Syiah di negara-negara Muslim. Yaitu gerakan pemikiran, gerakan politik, dan gerakan militer.
Sejak puluhan tahun lalu, jelasnya, Syiah sudah melakukan gerakan pemikiran yang dimulai dari kampus-kampus perguruan tinggi hingga ke masyarakat umum.
“Akhir-akhir ini mereka sudah memulai gerakan politik dengan masuknya tokoh-tokoh Syiah di parlemen dan lobi-lobi ke berbagai pihak, ormas-ormas, pemerintah dan aparat,” ujarnya.
Tidak menutup kemungkinan, lanjut alumnus Universitas Islam Madinah ini, mereka akan melakukan gerakan militer seperti di Suriah, Irak, dan Yaman.
Karena itu, Nashirul mengimbau kepada pemerintah dan masyarakat untuk mewaspadai Syiah. Umat Islam pun dituntut memahami penyimpangan-penyimpangan ajaran ini. Sementara MUI bersama seluruh ormas Islam diharapkan lebih serius lagi melakukan proteksi terhadap ajaran Syiah yang menyesatkan.
“Pemerintah dan aparat hendaknya mengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Oleh karenanya, para imigran yang diduga sebagai penganut Syiah itu segera dipulangkan demi ketenteraman dan keamanan di kota Balikpapan,” desak anggota dewan syura sebuah ormas Islam nasional ini.*