Hidayatullah.com–Ketua Front Pembela Islam (FPI) Bekasi Raya, Murhali Barda menilai, kasus gereja GKI Yasmin, Bogor, mirip dengan kasus gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Ciketing Asem, Bekasi, Jawa Barat, yang terjadi belum lama ini.
“Kasus GKI Yasmin persis dengan yang terjadi di Ciketing, berlarut-larut, karena arogansi pihak gereja,” jelas Murhali kepada hidayatullah.com, Selasa (29/11/2011) siang.
Untuk itu Murhali mengimbau umat Islam Bogor agar tidak terpancing emosi dengan aksi-aksi arogan yang kerap dilakukan jemaat GKI Yasmin.
“Mereka mencari cara untuk memancing emosi umat Islam Bogor. Berkaca pada kasus Ciketing, saya berharap umat Islam di sana dapat menahan diri dari aksi anarkis. Jangan sampai terpecah belah,” imbaunya.
Jika sampai anarkis, kata Murhali, maka ini akan dimanfaatkan betul oleh mereka untuk memojokkan umat Islam.
“Mereka akan menjual ke dunia internasional, merasa diintimidasi dan dizhalimi oleh umat Islam,” kata Murhali.
Murhali sendiri sempat merasakan dinginnya lantai penjara selama beberapa bulan karena dituduh sebagai dalang kasus penusukan jemaat HKBP Ciketing Asem. Peristiwa penusukan yang terjadi 12 September 2010 ini dipicu dari sikap arogansi yang dilakukan jemaat HKBP Ciketing Asem. Meski gereja jemaat HKBP telah disegel, tetapi mereka sempat merusak segel tersebut sebanyak dua kali.
Bahkan, ketika itu jemaat HKBP melakukan konvoi berjalan kaki sembari bernyanyi-nyanyi melintasi pemukiman warga Muslim sebelum kebaktian di tanah kosong.
Kata Murhali, kasus Ciketing Asem dan Yasmin sama-sama berawal dari persoalan perizinan. Mayoritas warga di Ciketing Asem maupun Yasmin merasa keberatan dengan keberadaan gereja-gereja itu karena dinilai tidak memiliki jemaat yang bermukim di lingkungan sekitar gereja. Karena tidak mengantongi izin, maka gereja HKBP Ciketing Asem disegel Pemkot Bekasi dan gereja GKI Yasmin disegel Pemkot Bogor.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Seperti halnya Pemkot Bekasi, solusi bijak juga diupayakan oleh Pemkot Bogor, yakni dengan menyediakan tempat pengganti yang lebih strategis untuk pembangunan gereja GKI. Meski begitu pihak GKI menolak solusi relokasi gereja. Hal yang sama juga pernah dilakukan oleh HKBP Ciketing Asem.*