Hidayatullah.com— Wawancara salah satu pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Dr Umar Shihab di statisun TV swasta yang mengatakan MUI tidak pernah menfatwakan ajaran Syi’ah itu sesat mendapat reaksi keras dari salah satu pengurus Syuriah (Pimpinan Wilayah Nahdhatul Ulama PWNU) Jawa Timur Habib Achmad Zein Alkaf.
Zein Alkaf yang juga Ketua bidang Organisasi Albayyinat, salah satu lembaga nirlama yang telah 20 tahun secara intens menelitik dan mengkaji masalah Syi’ah ini menilai statement Umar Shihab telah kebablasan dan bertolak belakang dengan keputusan MUI sebelumnya.
“Atas mandat dari mana Umar Syihab mengatas namakan MUI Pusat. Sedang kata-katanya bertolak belakang dengan keputusan MUI Pusat yang terdahulu, “ demikian Zein Alkaf dalam rilisnya yang kirim ke kantor redaksi hidayatullah.com, Ahad (01/012012).
Lebih jauh, Zein yang juga pengurus MUI Jawa Timur ini mendesak Umar Shihab diadikili MUI Pusat, karena pernyataannya itu justru meresahkan warga Madura.
“Sebaiknya Umar Syihab diadili oleh pengurus MUI Pusat, karena kata katanya justru memperkeruh keadaan di Madura.”
Menurut Zein, pernyataan Syiah tidak sesat seperti mengatakan Matahari itu tidak ada.
“Pernyataan Umar Shihab yang mengatakan bahwa Syiah itu tidak sesat, maka dia sama dengan mengatakan bahwa Matahari itu tidak ada. Sebab kesesatan Syiah sudah difatwakan oleh para ulama diseluruh dunia. Terkecuali Umar Syihab dan beberapa gelintir orang yang mengatas namakan MUI Pusat.”
Lebih jauh dalam rilisnya itu, Zein berpendapat, munculnya pendapat dari tokoh-tokoh belakangan ini, dinilai sebagai kepandaiaan kaum Syi’ah dalam membangun komunikasi dan opini.
“Itu menunjukkan kepintaran tokoh tokoh Syiah yang telah melobi dan memberangus serta mencuci otak tokoh tokoh kita termasuk Umar Shihab,” tulisnya.
“Jadi kalau Syiah dikatakan oleh Umar Syihab tidak sesat, maka Umar Syihab-lah yang ‘sesat’.”
Zein mengklaim tahu persis banyak tokoh-tokoh Indonesia diberangkatkan ke pusat Syi’ah di Iran yang akhirnya kembali dengan pernyataan-pernyataan yang simpati sebagai bentuk dan sikap balas budi.
“Syiah telah menghabiskan bermilyar milyar dolar dalam pemberangusan terhadap tokoh tokoh kita. Mereka ditamasyakan ke Iran dan dibantu baik untuk pribadinya maupun untuk organisasinya. Tapi mereka tidak diberi tahu berapa banyak ulama Ahlussunnah di Iran yang dibantai oleh rezim Khumaini dan berapa banyak ulama Ahlussunnah di Iran yang sampai sekarang mendekam dipenjara penjara di Iran. Karenanya tidak heran kalau ada tokoh kita yang mati matian membela Syiah. Mungkin sebagai balas budi atas kebaikan mereka.”
Guna menindaklanjuti masalah ini, lebih jauh, Zein menawarkan kepada Umar Shihab untuk berdialog masalah Syi’ah secara tuntas.
“Dan kalau Umar bersedia kami atas nama pribadi dan atas nama Albayyinat siap berdialog dengan Umar mengenai kesesatan Syiah.”
Seperti diketahui, dalam sebuah wawancara dengan Metro TV, Hari Ahad malam, Dr Umar Shihab mengatakan, MUI tak pernah memberi fatwa ajaran Syi/ah adalah sesat.
Kunjungan ke Iran
Bulan April 2011 lalu, dalam ceramahnya di hadapan lebih dari seratus pelajar Indonesia yang belajar di Iran, Prof. Umar Shihab jug telah mengatakan tentang Syiah bukan paham sesat.
“Misalnya ada MUI Daerah yang mengeluarkan fatwa Syiah itu sesat -namun Alhamdulillah syukurnya belum ada MUI Daerah yang mengeluarkan fatwa seperti itu- maka fatwa tersebut tidak sah secara konstitusi, sebab MUI Pusat menyatakan Syiah itu sah sebagai mazhab Islam dan tidak sesat. Jika ada petinggi MUI yang mengatakan seperti itu, itu adalah pendapat pribadi dan bukan keputusan MUI sebagai sebuah organisasi,” jelasnya seperti dikutip laman media Syi’a, Abna.
Selain menemui para pelajar, Umar juga bertemu Sayyid Farid, seorang Syiah Iran yang sering berkunjung ke Indonesia bertempat di kediamannya di Mujtama Maskuni Ayatullah Sistani, Qom. Kedatangan Umar Shihab didampingi Dr. Khalid Walid, Wakil Ketua Komisi Ukhuwah Islamiyah MUI yang saat itu memberikan sambutan pengantarnya dengan menjelaskan kedatangan rombongan MUI ke Iran atas undangan Majma Taghrib bainal Mazahib.*
Foto: Abna