Hidayatullah.com–Hadits-hadits tentang ketidakaslian al-Qur`an yang terdapat pada kitab-kitab induk ajaran Syiah dinilai lemah (dhaif), bahkan palsu (maudhu’). Hal itu dikatakan oleh Umar Shahab, Ketua Dewan Syura organisasi Syiah, Ahlul Bait Indonesia (ABI), kepada hidayatullah.com, Kamis (16/02/2012), kemarin.
Umar mengakui bahwa, kitab Usul al-Kaafi adalah kitab hadits paling besar yang menjadi rujukan Syiah. Tapi, katanya, tidak semua hadits di kitab itu sahih.
“Banyak juga yang dhaif, bahkan maudhu'”, kata Umar yang pernah belajar lima tahun di Qom, Iran ini.
Ribuan hadits palsu dalam al-Kaafi, katanya, yang bercerita tentang tahrif (perubahan) al-Qur`an, tentang caci maki para sahabat dan istri-istri Nabi Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم), dan tentang cerita-cerita yang tidak rasional mengenai kedudukan para Imam Syiah.
Namun, pernyataan Umar disanggah oleh Habib Achmad Zein alKaff, pengamat Syiah dari Yayasan Albayyinat, Surabaya. Menurutnya keabsahan kitab al-Kaafi diakui oleh para ulama Syiah.
“Ulama Syiah penulis dialog palsu Dialog Sunni-Syiah, Syarafuddin al-Musawi mengatakan, 16 ribuan hadits di Al-Kaafi riwayatnya mutawatir, kebenaran akan isinya adalah pasti,” kata Habib Achmad.
Habib Achmad balik bertanya, kita lebih percaya para ulama Syiah atau orang Syiah Indonesia yang baru belajar Syiah 4 – 5 tahun di Iran? Dia menjelaskan, hadits-hadits atau keyakinan tentang tahrif al-Qur’an ditulis oleh ulama-ulama utama Syiah seperti al-Kulaini (Usul Kaafi), al-Qummi (Tafsir Qummi), Ni’matullah Jaza’iry (Anwar an-Nu’maniyah), Baqir al Majlisi, dan lainnya.
Habib Achmad mengatakan, jika Syiah mengatakan beriman terhadap kesempurnaan al-Qur’an, apa pendapat mereka terhadap para mujtahid Syiah yang mengakui ada perubahan dalam al-Qur’an. “Apakah mereka para ulama utama Syiah dianggap kafir oleh Syiah di sini?” pungkasnya.*