Hidayatullah.com—Bertempat di halaman Masjid Raya Baiturrahman, Aceh, sejak pagi hari pukul 09.00 Wib deklarasi “Pemilihan Umum Pilkada Damai” diselenggarakan Rabu, (14/03/2012) kemarin.
Hadir dalam acara tersebut semua calon Gubernur dan Wakil Gubernur, calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota, calon Bupati dan calon Wakil Bupati serta unsur Muspida plus Provinsi Aceh. Serta yang teristimewa sekali, juga dihadiri 14 Pejabat tinggi Pusat, Menkopulhukam, Mendagri, Menpan,Ketua KPU Pusat, Kepala BIN, Kapolri, Panglima TNI, Wakil Ketua DPR-RI Pryo Budi Santoso, beserta jajaran petinggi lainnya.
“Aceh ini terwujud bertujuan membuat komitmen bersama para calon wakil kepala daerah di tingkat provinsi dan daerah untuk senantiasa menjaga, melihara, merawat perdamaian di bumi Serambi Makkah, Aceh,” demikian paparan singkat yang disampaikan Tarmizi Karim, M.Sc, selaku Pj Gubernur Aceh dalam sambutan pertama acara deklarasi itu digelar.
Sementara itu, Menkopulhukam, Djoko Suyanto mengingatkan kepada seluruh calon kapala daerah di Aceh agar senantiasa mencipatakan rasa aman kepada masyarakat dalam pesta demokrasi yang akan digelar tanggal 9 April mendatang.
“Membangun Aceh yang bermartabat adalah impian seluruh lapisan masyarkat Aceh, indikatornya adalah perdamain yang mampu menciptakan Aceh lebih aman, lebih baik dan lebih sejahtera.”
Djoko Suyanto mempertegas kembali kapada para calon Kepala Daerah harus siap dalam berkompetisi yang sehat. Nantinya, yang kalah harus siap dan dengan senang hati menerima kekalahan tersebut, bagi yang menang merangkul dan menggandeng semua komponen termasuk dari unsur kepala daerah yang kalah tersebut, untuk membangun masa depan Aceh yang bermartabat. Dan bagi kepala daerah yang menang, harus menjaga tugas yang diberikan oleh Negara dan amanah yang diberikan oleh rakyat.
Menjaga Perdamaian
Sementara itu, Wakil Ketua DPR-RI, Priyo Budi Santoso menyampaikan perlunya menjalankan perintah Undang-Undang Pemerintahanan Aceh (UUPA ), sebagi upaya yang serius menjaga perdamaian di Aceh.
“Rakyat Aceh sudah cukup menderita dengan konflik yang berkepanjangan ditambah dengan bencana Tsunami yang melanda Aceh dipenghujung Tahun 2004 lalu. Kini Aceh dan rakyatnya sedang bangkit menuju perubahan yang lebih baik dalam bingkai perdamaian.”
Menurutnya, keistimewaan yang diberikan Pemerintah Pusat kepada Aceh merupakan bentuk kongkrit dukungan Pemerintah Pusat untuk mewujudakan pembangunan yang dilakukan komponen Pemerintahan Aceh selama 5 tahun lalu, dan kedepan.
Mas Priyo, demikian ia biasa akrab disapa menambahkan pentingnya menjaga perdamaian Aceh yang sudah kita rasakan bersama-sama. Dalam menutup pidatonya ia berpesan, “Kedamaian Aceh di atas segala-galanya.”
Persaudaraan dan Perdamaian dalam Bingkai Ketaqwaan
Pada bagian akhir sambutan acara “Deklarasi Pemilukada Damai” ditutup denngan pidato Ketua KPU Pusat, Prof. A. Hafizh Anshari. Beliau mengutip sebuat ayat dari Al-Qur’an yang berisi pesan –pesan persaudaraan, perdamaian, dan ketaqwaan.
“Sesungguhnya setiap orang yang beriman itu bersaudara, dan damaikanlah diantara keduanya.”
Anshari juga menyampaikan, di dalam al-Qur’an menjelaskan mengenai pentingnya persaudaraan di dalam keimanan, adalah hal yang paling pertama dan utama.
Selanjutanya perdamaian di dalam Islam harus senantiasa dijaga. Dalam konteks Aceh hari ini adalah mendamaikan setiap diri kita kepada saudara sesama Muslim, terutama bagi para calon Gub/Wagub, Calwalikot/Calwawalikot, Cabup/Cawabup.
Petunjuk teknis operasionalnya atau syaratnya adalah, senantiasa berperasangka baik kepada para colon kepala-kepala daerah yang lain, kemudian tidak mencari-cari kesalahan orang lain. Baru kemudian perdamaian secara sempurna bisa terwujud.
Setelah poin pertama, yaitu kita sudah merasa saling bersaudara, maka lahirlah perdamaian itu, kemudian kita beranjak dari tempat masing-masing menjadi insan yang bertaqwa.
Anshari juga berharap, Pilkada Aceh, harus demokratis, jujur, adil, transparan, juga tidak boleh terjadi money politic (politik uang), mobilisasi massa pegawai negeri, serta intimidasi dan ancaman.
Acara diakhiri dengan pembacaan ikrar bersama yang dipimpin oleh Ketua MPU Aceh, Prof.Dr.Muslim Ibrahim, serta mengikuti pembacaan ikrar oleh lima pasang Calon Gub / Wagub; drh.Irwandi Yusuf-Muhyan Yunan M.Sc, Abi Lampisang – Ir. Syuriansyah, Prof.Dr Darni Daud –Dr. Ahmad Fauzi merupakan calon perseorangan / independen serta dari jalur Parnas dan Parpol Lokal, yaitu ; Muhammad Nazar, S.Ag – Nova Iryansyah, MT ( Koalisi Partai Nasional ) dan yang terakhir dr.Zaini Abdullah – Muzakir Manaf ( PA, Partai Aceh ).
Setalah acara pendatanganan deklarasi damai usai kemudian berfoto bersama dan pelepasan burung merpati, yang merupakan simbol dimulainya Pikada Aceh damai serta terakhir ditutup dengan do’a bersama.*/Abi Misy’al, Banda Aceh