Hidayatullah.com—Mantan Panglima Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib) selama 1978-1983, Laksamana TNI (Purn) Sudomo meninggal dunia, hari Rabu 18 April 2012 hari ini. Pria kelahiran Malang, 20 September 1926 itu meninggal di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan itu meninggal dunia sekitar pukul 10.15 WIB setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit karena diduga mengalami perdarahan otak.
“Pak Sudomo meninggal dunia pagi tadi setelah beberapa hari dirawat di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan,” kata Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Djoko Suyanto, dikutip Antara, Rabu (18/04/2012).
Sudomo menjalani perawatan di RS Pondok Indah sejak Sabtu 14 April 2012.
Laksamana TNI (Purnawirawan) Sudomo adalah seorang petinggi militer yang terkenal pada masa Orde Baru, terutama karena pernah menjabat sebagai Pangkopkamtib yang sempat memakan banyak korban dari aktivis Islam.
Di antara korbannya adalah politisi Islam, AM Fatwa yang pernah dipenjara karena kekritisannya di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cipinang. Juga mantan Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) (alm) Hussein Umar, yang pernah dibui tanpa proses hukum, 1977-1980.
Menariknya, tokoh-tokoh Islam ini tetap berpikiran positif ketika Mantan Pangkobkabtib ini memutuskan kembali memeluk Islam di tahun 1997.
Meski tak sedikit kalangan Islam yang menderita akibat kebijaksanaan represif pemerintah melalui Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib), semasa hidup, Husein Umar bahkan tetap berkhusnudzon padanya.
“Dia sendiri mengakui banyak dosa kepada umat Islam, kepada tokoh-tokoh penting. Tetapi sekali lagi, karena beliau sudah menyatakan syahadat kembali ke jalan Islam, fi sabilillah, ya kita doakan saja agar beliau mencapai husnul khatimah,” ujarnya suatu ketika di Majalah Panji Masyarakat.
Kembali pada Islam
Sudomo termasuk pribadi unik. Terlahir sebagai Muslim dari pasangan Martomiharjo dan Soleha, 20 September 1926, mantan Menteri Tenaga Kerja ini beberapa kali pindah agama untuk alasan menikah.
Kepada Gatra, ia pernah mengatakan perihal beberapa lagi menikah dan cerai dengan wanita.
“Perempuan adalah kekuatan dan kelemahan saya,” kata Sudomo mengutip tokoh Perancis Nelson yang pandai merayu wanita. Sudomo tercatat pernah menikah dengan Fransisca Piay tahun 1961 dan cerai tahun 1980 dengan 4 orang anak. Kemudian menikah lagi dengan Fransisca Diah Widhowaty tahun 1990 dan cerai tahun itu juga, tanpa anak.
Terakhir ia menikah dengan Aty Kusumawaty tahun 1998.
Kepada liputa6.com ia mengaku bersyukur di akhir hayatnya diberi kesempatan kembali pada Islam pada 22 Agustus 1997.
“Ada kebahagiaan tersendiri karena menekuni iman,” kata kelahiran Malang, Jawa Timur ini. “Saya murtad selama 36 tahun,” kata Sudomo suatu ketika.
Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia-Angkatan Laut periode 1969-1973 ini akan disemayamkan di rumah duka di Jalan Sekolah Kencana IV, TM 19, Pondok Pinang, Jakarta Selatan dan akan dikebumikan di Taman Makam Pahlawan, Kalibata.*