Hidayatullah.com–Mengapa bangsa lain bisa maju tapi kita tidak? Mengapa dalam sebuah kampus yang mahasiswanya membaca buku yang sama, diajar dosen sama, dan memanfaatkan fasilitas sama, tapi kemudian ada mahasiswa yang menjadi kaya dan ada yang tidak?
Menurut Presiden Indonesian Islamic Business Forum (IIBF) Heppy Trenggono, persoalan utama yang dihadapi bangsa ini adalah masalah pembangunan karakter (character building). “Kaya bukan banyaknya uang yang dimiliki, tapi bagaimana karakter Anda,” ujarnya.
“Karakter kaya dan mandiri adalah modal utama memulai usaha. Karakter ini harus dibangun. Tanpa karakter, suatu bangsa tidak akan punya masa depan,” kata pendiri gerakan nasionalisme Beli Indonesia ini.
Pengusaha antiriba yang pernah jatuh bangun mengembangkan usahanya ini memberikan tips dan trik. Kepada anak muda, ia mengimbau, ayo lalukan aksi. Jangan terpaku pada modal dalam bentuk uang. Jika tetap demikian, tegas dia, pengusaha tak akan pernah memulai usahanya.
“Kunci sukses bukan di modal. Justru uang yang terlalu mudah, akan membuat orang menjadi bodoh. Menjadi pengusaha berarti kita membangun kompetensi, bangun karakter mandiri, ciptakan track record yang bagus, dan pent-up demand” ujar Heppy Trenggono di hadapan peserta seminar nasional “Membangun Indonesia Sejahtera” di Kota Depok, Jawa Barat, Sabtu (09/06/2012).
Pent-up demand, jelas Happy, adalah adanya skenario dari dalam diri untuk keluar dari keterkekangan dominasi pihak lain, seperti gempuran produk-produk impor dan menggantinya dengan kreasi kita sendiri.
Di kesempatan yang sama, Direktur Institute for Islamic Civilization Studies and Development (Inisiasi) Suharsono, mengimbuhkan bahwa struktur karakter di dalam diri seseorang hanya bisa tegak dengan nilai dan paradigma hidup yang jelas.*