Hidayatullah.com–Ribuan warga Palestina bersorak-sorai menyambut bebasnya Mahmoud Sarsak yang berusia 25 tahun, di rumahnya di jalur Gaza hari Selasa (10/07/2012), dikutip Voice of America (VoA).
Israel memenjarakan Sarsak selama tiga tahun tanpa sidang di pengadilan setelah menangkapnya tahun 2009 sewaktu ia meninggalkan Gaza untuk mengikuti pertandingan sepak bola di Tepi Barat.
Kasusnya mendapat dukungan internasional setelah ia melakukan mogok makan untuk mengundang perhatian atas nasibnya.
Israel tidak pernah mengadili Sarsak tapi tetap memenjarakannya sebagai seorang anggota tempur yang terlarang . Sarsak menyangkal tuduhan-tuduhan terhadap dirinya.
Sebelum ini, desakan pembabasan bintang sepakbola itu datang dari berbagai kalangan, termasuk persatuan sepakbola tertinggi dunia yaitu FIFA hingga pemain bola legenda Prancis Eric Cantona juga turut mengecam sikap arogansi Zionis terhadap rekan sekarirnya tersebut.
“Mereka masukan pemain sepakbola Palestina ke penjara-penjara. Sudah saatnya untuk mengakhiri imunitas Israel dan memberlakukan kesetaraan terhadap keadilan, Sarsak telah melakukan mogok makan selama 80 hari. Ia melakukan itu sebagai bentuk protes atas penahanan tanpa tuduhan,” jelas legenda Manchester United itu dalam suratnya ke UEFA payung organisasi sepakbola terbesar di Eropa.
Cantona bahkan mengungkap semua keprihatinannya mengapa Israel bisa terpilih menjadi Israel menjadi tuan rumah Piala Eropa U-21 2013.
“Saya terkejut dengan tindak rasisme yang marak di Piala Eropa 2012 Polandia-Ukraina. Para petinggi UEFA dan politisi Eropa begitu lantang mengeluarkan kecaman atas tindak rasisme. Tapi mereka lantas diam ketika Israel terpilih menjadi tuan rumah,” ujarnya.*