Hidayatullah.com— Penolakan terhadap penyelenggaraan World Tobacco Asia 2012 di Indonesia juga terjadi di Solo. Warga Solo tak sepakat karena pertemuan yang juga diisi pameran rokok tersebut dikhawatirkan bisa meningkatkan konsumsi rokok.
Penolakan dilakukan dengan aksi damai pemasangan poster di tengah kerumunan pengunjung Car Free Day (CFD).
Poster tersebut diletakkan tepat di bawah jembatan penyeberangan jalan Slamet Riyadi. Poster itu mirip rambu-rambu lalu lintas, menempel pada sebuah tiang dan berwarna kuning.
Pada bagian tengah, terdapat tulisan “World Tobacco Asia 2012 In Indonesia” yang berada di dalam lingkaran. Tulisan tersebut diberi tanda silang, mirip tanda larangan berhenti. Karena terletak tepat di tengah jalan, poster itu pun menjadi pusat perhatian masyarakat.
Mayor Haristanto, penggagas acara tersebut mengatakan, World Tobacco Asia 2012 harus di tolak karena akan menimbulkan banyak dampak negatif. Dampak buruk tersebut antara lain, peningkatan jumlah perokok di Indonesia. Padahal saat ini Indonesia merupakan pasar rokok kelima terbesar di dunia dan tuan rumah dari rokok kretek.
“Meningkatnya jumlah perokok aktif maka dipastikan jumlah perokok pasif juga akan meningkat,” katanya, dilansir laman Tribun News, Senin (10/9/2012).
Menurut Mayor, konsumsi rokok juga akan berpengaruh pada peningkatan kemiskinan karena meningkatnya jumlah perokok juga akan meningkatkan biaya kebutuhan rumah tangga perokok tiap hari. Ketergantungan ini akan menurunkan pendapatan perokok.
“Semakin besar industri rokok Indonesia, maka jumlah ini akan terus bertambah, mengakibatkan makin sulit upaya pengendalian tembakau,” ujarnya.*