Hidayatullah.com –Ada yang menarik dalam acara aksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di depan Kedubes Amerika Serikat (AS), Ahad (30/09/2012) siang . PKS menghadiahkan Kedubes Amerika buku-buku tentang kebesaran Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam.
Salah satu yang diberikan adalah “The 100 A Rangking Of The Most Influential Persons in History” karya Michael S Hart yang menempatkan Nabi Muhammad dalam urutan pertama. Selain itu buku “Muhammad” karya Karen Amstrong.
Tujuan dari pemberian buku ini menurut Dr Hidayat Nurwahid adalah untuk membuktikan bahwa Nabi Muhammad adalah simbol perdamaian dan keadilan dunia. Menurut Hidayat, Nabi Muhammad bersama para sahabatnya-lah yang mengajarkan bagaimana hidup yang mulia, bagaimana hidup yang damai, hidup yang bersaudara, menghormati sesama, menghormati dunia dan seisinya, serta menghadirkan kedamaian bagi sesama umat manusia.
Terlebih, buku itu ditulis orang Non Muslim yang secara jujur memberi penghormatan kepada Nabi.
“Islam bukan teroris, Betul? Muhammad tidak pernah mengajarkan terorisme, betul? Muhammad mengajarkan pada kita tentang Rahmatan Lil Alamin betul? Inilah esensi yang harus dipahami oleh masyarakat di Barat,” tegas Hidayat dalam orasinya.
Kebebasan Berekpresi
Dalam orasinya, Hidayat mengatakan sebuah kebohongan besar jika Amerika Serikat (AS) tidak bisa menghukum pembuat film Innocent Of Muslim (IOM) atas nama kebebasan berekspresi. Menurutnya, sikap AS ini tidak konsisten dengan definis kebebasan berekspresi itu sendiri. Sebab kebebasan bereskpresi yang dimaksud Deklarasi Hak Asasi Manusia (HAM) di PBB memiliki bingkai yang tidak merugikan kebebasan orang lain.
“Jika Amerika memang ini melakukan counter terorisme (perang melawan terorisme), maka teroris yang paling membahayakan adalah mereka yang menteror dunia dengan menghadirkan kebencian di antara umat beragama dengan menghina nabi besar Muhammad Shalallhu Alaihi Wassalam,” tegasnya.*