Hidayatullah.com—Elemen Kerohanian Islam (Rohis) diharapkan terus menjaga kecintaannya terhadap Al-Qur’an. Hal ini sampaikan oleh Zakir Salmun salah satu wartawan anggota Jurnalis Islam Bersatu (JITU) dalam Silahturahim JITU dan alumni Rohis dari Asosiasi Nasyid Nusantara (ANN), Kamis (04/10/2012).
Pernyataan Zakir ini disampaikan mengingat ada tren anak-anak Rohis yang mulai menurun dalam menghafal Al Qur’an. Zakir yang juga berprofesi sebagai guru tahsin di salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) di Jakarta melihat banyak sekali anak Rohis yang menurun hafalan Al Qur’annya.
“Bahkan di SDIT (sekolah dasar Islam Terpadu) banyak yang hilang kewajiban menghafalnya. Harusnya ini sama-sama kita benahi,” ujarnya.
Sejalan dengan Zakir Salmun, Akbar Muzaki yang juga anggota JITU mengaku sudah mengikuti kegiatan kerohanian Islam semenjak tahun 1985. Saat itu masih bernama Seksi Kerohanian. Akbar, yang juga wartawan hidayatullah.com menilai pro-kontra perkembangan dakwah sekolah sudah terjadi sejak zaman ia sekolah.
Akbar menilai saat ini mengembalikan semangat Rohis pada masa awal-awal hadirnya menjadi sangat penting.
“Kita harus mulai memperkenalkan kembali bagaimana munculnya Kharisma (Rohis) di Masjid Salman (Bandung), Jamaah Masjid Salahudin (Yogyakarta) hingga di UI (Universtitas Indonesia),” jelasnya menceritakan bagaimana sejarah-sejarah awal Rohis semakin marak di Indonesia.
Dengan melihat sejarah Rohis ini, diharapkan anak-anak aktivis Rohis di masa sekarang bisa mendapatkan gambaran secara politis. Dari situ diharapkan semangat Rohis tidak mengalami degradasi. Di mana menurutnya, Rohis di zaman dahulu sangat identik dengan hafalan Al Qur’an.
Dalam pertemuan itu, para wartawan yang tergabung dalam Jurnalis Islam Bersatu (JITU) juga menghadiahi perwakilan kelompok Rohis buku “Kritik Evaluasi dan Dekonstruksi Gerakan Deradikalisasi Akidah Muslimin di Indonesia” dan “Membungkam Ketakutan” yang ditulis alumni Rohis, Dr. Shofwan Al-Bannna.
Menurut Shodiq Ramadhan, wakil JITU, hadiah buku ini diharapkan menjadi rujukan anak-anak Rohis agar mereka tidak dibodohi dan termakan isu terorisme yang dinilai sarat dengan rekayasa.
Menurut Shodiq, aktivis Rohis harus membaca buku karya Shofwan yang dinilau sangat cerdas mengajak pembacanya melihat terrorisme dari hulu dan hilir. Di dalam buku “Membungkam Ketakutan” ini sendiri disampaikan hasil penelitian terhadap beberapa dokumen utama dari White House. Di antaranya data dari National Security Strategy (versi 2002 dan 2006), National Strategy for Combating Terrorism, dan The 9/11 Commision Report.
Sementara itu, Alamsyah Agus, Ketua Umum Asosiasi Nasyid Nusantara (ANN)
berharap semua elemen umat bisa bahu-membahu dalam sinergi persatuan Islam untuk melawan fitnah terorisme yang mulai ditujukan kepada elemen-elemen dakwah.*