IMAM IBNU SIRIN suatu saat bertanya kepada seorang laki-laki,”Bagaimana kabarmu?” Laki-laki itupun balik bertanya,”Bagaimana keadaan orang yang memiliki hutang 500 dirham sedangkan ia juga menanggung nafkah keluarga?”
Ibnu Sirin pun segera masuk rumah dan keluar dengan membawa uang 1000 dirham hingga tidak ada sisa uang di rumah beliau, lalu menyampaikan,” Untuk melunasi hutangmu 500 dan untuk menafkahi keluargamu 500.” (Ihya’ Ulumuddin, 6/1052)
Pertanyaan Ibnu Sirin mengenai keadaan laki-laki itu bukanlah perkataan basa-basi belaka, sehingga ketika mengetahui bahwa ternyata laki-laki itu sedang kesusahan maka beliau langsung mengulurkan bantuan meski berupa harta yang jumlahnya tidak sedikit.