Hidayatullah.com–Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Muhammad Yusuf mengatakan, perlunya dukungan dari berbagai pihak supaya dapat mewujudkan Indonesia bersih.
“Pada dasarnya, tugas PPATK sendiri adalah pemasok data kepada para penegak hukum, yang berkaitan dengan transaksi keuangan yang mencurigakan,” katanya pada acara diskusi, Kamis malam, (01/11/2012) di Yogyakarta.
Ia menjelaskan, transaksi keuangan yag mencurigakan adalah transaksi keuangan yang menyimpang dari profil, karakteristik, atau kebiasaan transaksi dari penggunaan jasa bersangkutan. Transaksi tersebut adalah yang dilakukan oleh orang tertentu, seperti politisi dan pengusaha, jelas dia.
“Jika nilai transaksinya dinilai tidak wajar, maka perlu dilakukan penyelidikan. Hal ini karena banyak modus sebagai pencucian uang,” ujarnya. Ia memaparkan, banyaknya kasus pencucian uang di negara kita, maka perlu adanya pembatasan transaksi secara tunai. Pencucian uang yang dimaksud adalah transaksi dengan menggunakan uang palsu.
Terkait isu jebolnya anggaran APBN negara saat ini, ia mengatakan ada dua hal yang dimungkinkan menjadi penyebabnya. Di antaraya adalah dimungkinkan ada praktek korupsi di tubuh Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (Banggar DPR RI) terkait anggara negara, juga bisa jadi karena pelaksanaan di tempat proyek (di lapangan) yang kurang baik.
Tak jarang, dalam menangani kasus banyak ancaman kepadanya. Namun, tak pernah gentar sedikit pun.
“Kami modal keberanian, karena tim-tim kami cukup militan. Dari segi integritas, keberanian, kejujuran, maupun ketegasan. Hal inilah yang membuat kami percaya dan berani bertindak, katanya.
Ia mengatakan, satu poin penting dalam mengemban amanah ini yaitu jika kita menolong agama Allah pasti Allah akan menolong kita juga. Di samping itu, ia memiliki keyakinan bahwa hidup harus mulia, atau mati menjadi syahid. Itu yang selalu ia yakini.
Ada beberapa hal yang menyolok untuk segera ditangani. Di antaranya adalah di daerah yang pertumbuhan bisnisnya sangat tinggi, daerah yang surplus anggaran negara, dan daerah yang pergerakan ekonominya sangat pesat. Daerah-daerah seperti itulah yang rentan terjadi kasus, kata Yusuf.
Di akhir acara, ia berpesan kepada seluruh masyarakat terutama para pemuda. Penguatan keimanan perlu ditingkatkan, supaya bisa membentengi diri, mencari sesuatu sesuai dengan kebutuhan, bukan semua keinginan saja.
“Kemuliaan bukan hanya karena banyaknya harta, namun karena keluhuran akhlaknya seserang,” pungkas Yusuf.*/Muhsin