Hidayatullah.com—Sekjen Forum Umat Islam (FUI) Muhammad Al Khaththath dalam konferensi pers di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI), Kamis (01/10/2012) mengatakan, di tubuh Detasemen Khusus Antiteror (Densus 88) sudah terjadi konflik.
“Saat ini di tubuh kepolisian termasuk Densus 88 telah terjadi konflik kepentingan berdasarkan sentimen agama,” jelas Khaththath.
Khaththath mengemukakan fakta konflik internal di tubuh Densus 88 ini dimulai ketika ada anggota badan khusus itu memeriksa tersangka kasus terorisme dan ditengarai sambil menghina Nabi Muhammad Shalallhu Alaihi Wassalam.
Rupanya, sikap penghinaan itu telah memancing amarah anggota yang lain, yang beragama Islam.
“Akhirnya sesama Densus saat itu berkelahi karena yang Muslim tidak terima Nabinya dihina, “ ujar Khaththath tanpa menjelaskan darimana informasi itu diperoleh.
Namun Mustofa B Nahrawardaya, pengamat inteligen membenarkan pernyataan Al Khaththath. Menurutnya
Menurut Khaththath dan Mustofa, pola-pola ini membangun stigma anti syariat ini, persis seperti operasi Komando Jihad (Komji) yang pernah digunakan Ali Murtopo di era Orde Baru.
Lebih jauh Khaththath mengajak umat bersabar akan masalah ini.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Umat Islam hanya perlu bersabar dan tetap berkordinasi dengan institusi keulamaan di Indonesia dalam menghadapi isu-isu terorisme,” ujarnya.*