Hidayatullah.com — Mantan rocker Hariadi Wibowo mengaku resah dengan kian maraknya peredaran minuman keras (Miras) dan narkotika dan obat terlarang (Narkoba) di masyarakat.
Bekas vokalis Band Krakatau yang familiar dipanggil Hari Moekti ini mengatakan kondisi merajalelanya Miras dan Narkoba terutama karena sistem yang diterapkan keliru.
“Itu (peredaran Miras, red) masalahnya ada di sistemnya. Sistem negara tidak kondusif sehingga bahkan ada anak-anak yang terlibat dalam peredaran dan konsumsi narkotika,” kata Hari Moekti dalam perbincangan dengan hidayatullah.com, Ahad (15/09/2013).
Ia menjelaskan, sistem salah yang tidak kondusif menjadikan negara tidak bisa menerapkan hukum secara tegas sebagaimana dalam hukum Islam.
“Kalau dalam Islam kan orang yang kayak gitu dipotong tangannya, bahkan kalau narkoba sebenarnya bisa dihukum mati,” ujarnya. Menurutnya, hukum Islam bisa lebih baik untuk menyelesaikan ini.
Selain itu, ia mengaku miris dengan fenomena remaja yang berprilaku permisifis yang di antara indikatornya acap bersikap amoral dan mempertontonkan “kemewahan”. Hal itu menurutnya karena anak tidak mendapatkan kesempatan pendidikan secara baik dan benar khususnya dari orangtua.
“Mereka tidak mendapatkan pelajaran agama. Bahkan pelajaran agama dihapuskan pelan pelan dari sekolah. Untuk di tingkat mahasiswa bahkan sudah nggak ada barangkali,” ujar mantan anak band yang terkenal di era 70-an ini.
Hari menilai, di tengah gempuran budaya pop dan modernisme, masyarakat seolah dituntun menjadi hedonis untuk cinta dunia. Disamping itu masyarakat juga dibuat permisifis yang menganggap wajar kemaksiatan yang dilakukan di dunia ini, terang dia.
“Pacaran dan mabuk-mabukan sekarang dianggap wajar, merayakan malam tahun wajar. Negara menghalalkan Miras dengan ketentuan membayar pajak. Jadi sistem yang membuat Indonesia karut marut seperti saat ini,” tandasnya.
Lebih jauh, ia mengajak berbagai pihak mencegah bahaya peredaran Miras melalui dakwah.*