Hidayatullah.com–Pendidikan sebagai nilai dasar peradaban seharusnya menyelaraskan diri dengan agama. Sementara di Indonesia, masalah pendidikan sejak dimulai dari kurikulum tidak memprioritaskan nilai-nilai agama di dalamnya. Bahkan, pelajaran agama di sekolah dikemas ala kadarnya. Demikian pernyataan yang disampaikan dnin Armas, M.A., Direktur Eksekutif Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS) menyikapi pro kontra pembubaran RSBI.
“Pendidikan yang terpisah dari agama itulah bibit awal lahirnya peradaban sekuler,” tegas Alumni Pondok Pesantren Darussalam, Gontor Ponorogo ini kepada hidayatullah.com, Kamis (17/01/2013).
Menurut Adnin, sekulerisma adalah biang utama masalah demi masalah di Indonesia. Sumber dari semua ini berpangkal pada sistem pendidikan yang ada.
Adnin menambahkan, sistem pendidikan Indonesia harus mengedepan pelajaran agama dulu agar nilai-nilai agama bisa menggantikan dominasi paham sekuler dalam masyarakat.
“Selama prestasi pendidikan dijauhkan dari pemahaman agama, maka wajar jika generasi yang lahir bermental sekuler, kapitalis dan materialis,” jelasnya lagi.
Adnin sendiri saat ini juga sibuk mencetak anak-anak Muslim berpestasi. Setidaknya ada sekitar 20 anak yang dididiknya telah mendapatkan gelar juara fisika hingga matematika di berbagai daerah dan negara.
“Dan di dalam anak-anak itu saya sudah tanamkan pendidikan Islam yang benar terlebih dahulu,” tambahnya.*