Hidayatullah.com—Pasca musibah politik yang menimpa Partai Keadilan Sejahtera (PKS), partai berlogo dua untaian sabit dan padi tegak ini mengaku akan memprioritaskan penyelamatan moral kadernya. Berbicara di depan wakil Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) yang berkunjung kantor hari Senin (04/02/2013), Presiden PKS, Anis Matta mengatakan, langkah itu diambil sebagai program jangka pendek partainya.
“Menyelamatkan moral kader dan menyolidkan kepercayaan kader adalah program terdekat kami saat ini,” ujar Anis Matta di depan wakil MIUMI.
Untuk ini, Anis Matta berencana melakukan perjalanan silahturahim dengan kader-kader PKS di daerah. Mulai dari Jawa Barat, Medan, Surabaya, Makassar, Solo dan Jogjakarta.
Setelah perjalanan itu, ia mengaku berencana mengadakan “Tabligh Akbar PKS” di Masjid Agung Al-Azhar Jakarta. Penyelenggaraan acara di masjid ini menurutnya karena ada kenangan tersendiri ketika PK pertama kali dideklarasikan.
Dalam pertemuan dengan wakil MIUMI, Anis menjelaskan perlunya memahami dinamika politik saat ini. Baginya, tidak mudah menghadapi semua dinamika ini. Karena perang ideologi ini juga disinyalir disetir skala international, ujarnya. [Baca juga: MIUMI Minta PKS Evaluasi Diri]
PKS menilai, memanasnya suhu politik menjelang 2014 telah membuat partaianya mengambil ancang-ancang dengan sangat serius. Terlebih setelah kasus tuduhan korupsi yang menimpa mantan presiden PKS Luthfi Hasan Ishak (LHI).
Anis memprediksi, akan ada banyak berita besar di Indonesia setelah kasus yang menimpa rekannya LHI. Saat ini menurutnya, 10 partai yang lolos ke Pemilu 2014 berasal dari kalangan Islamis dan Nasionalis.
“Jadi kelompok sosialis dan kalangan kiri itu sudah tidak laku, makanya mereka akan melakukan apa saja untuk merusak citra kalangan nasionalis dan Islamis,” ujarnya.
Anis juga menjelaskan pentingnya kembali melakukan konsolidasi dan membangun sinergi antar gerakan dakwah.
“Kita harus bisa belajar mengambil pelajaran dari perjalanan semua gerakan yang ada,” ujarnya.
Karenanya ia optimis jika umat bisa diberikan pemahaman atas duduk masalah dakwah di Indonesia dengan komprehensif sambil mencari jalan keluarnya dengan sinergi berdasarkan kepentingan keumatan.
Saat ditanya, apakah partainya masih akan menggunakan slogan “Bersih dan Peduli”, ia hanya menjawab, “Slogan kampanye sudah tidak penting saat ini, yang harus dilakukan adalah menyolidkan kader lalu berkonsolidasi dengan elemen umat,” tambahnya.*