Hidayatullah.com–Seorang remaja Islam yang berwawasan pasti tidak akan merayakan upara seperti Valentine’s Day. Jika ada orang Islam merayakan acara seperti itu, pasti karena kebodohan orang itu sendiri. Demikian salah satu pernyataan Ketua Umum Youth Islamic Study Club (YISC) Al Azhar, Fauzi Hasan.
“Valentine’s Day itu budaya orang kafir tidak pantas seorang Muslim ikut merayakannya,” jelas Fauzi kepada hidayatullah.com di sela-sela kegiatan pengajian YISC Al Azhar di Jakarta, belum lama ini.
Fauzi juga menambahkan, hendaknya seorang Muslim lebih banyak bergaul dengan sesama Muslim agar tidak terpengaruh budaya salah. Menurutnya jika ada remaja Muslim ikut merayakan kegiatan seperti Valentine’s, bisa jadi akibat pengaruh dari pergaulan dan lingkungannya.
Menurut Fauzi, YISC Al Azhar sendiri setiap tahun rutin mensosialisasikan kepada anggota barunya agar memahami sejarah Valentine’s. Ia bersyukur 100% anggota YISC Al Azhar sepakat untuk menolak dan merayakan kegiatan seperti ini.
“Selanjutnya tugas kami adalah menyebarkan itu ke keluarga dan kerabat-kerabat kami bahwa Valentine’s bukanlah bagian dari budaya Islam,” tambahnya.
Kegiatan seks bebas
Sebelum ini, riset yang dilakukan Hotline Pendidikan Surabaya ditemukan, sebanyak 44% pelajar Surabaya mengaku berpacaran itu boleh melakukan hubungan intim dengan pacarnya sedang 16 % sudah melakukannya selama tahun 2011.
Yang tidak kalah mengagetkan, aktifitas seksual remaja biasanya terjadi di momen-momen tertentu misalnya lebaran, menjelang pergantian malam Tahun Baru, peringatan Valentine’s Day atau perayaan kelulusan.*