Hidayatullah.com–Berbeda dengan peradaban agama lainnya, Islam dengan peradabannya tidak mewarisi patung, prasasti dan lainnya melainkan mewarisi ilmu dan manusia yang berilmu, sedangkan manusia yang berilmu menurut Islam tidak cukup hanya menguasai ilmu dunia tetapi juga harus menguasai ilmu akhirat.
Demikian disampaikan Dr. Hamid Fahmy Zarkasy, M.Phil saat acara Silaturahim Ulama di Islamic Book Fair 2013, Istora Senayan, Jakarta Selatan.
Menurutnya, ilmu merupakan warisan para Nabi yang mencakup seluruh sisi dan aspek kehidupan.
“Para Nabi tidak mewarisi harta tapi mewarisi ilmu sedangkan ulama itu harus menguasai seluruh ilmu”, terang putra pendiri Pondok Pesantren Darussalam, Gontor Ponorogo ini.
Selama ini, kata pria yang akrab disapa dengan Gus Hamid, negeri-negeri Islam telah dijajah dengan sistem pendidikan sekuler yang mengajarkan dikotomi sistem pendidikan, yaitu pendidikan agama dan umum. Dikotomi ini juga terjadi pada ulama.
“Ada dikotomi antara ulama ilmu dunia dan ulama ilmu akhirat, padahal ulama sekarang ini harus tahu selain ilmu-ilmu fikih,” terang Ketua Majelis Intelektual Ulama Muda Indonesia (MIUMI) ini.
Masih menurut Hamid, mereka yang hanya belajar ilmu sains dan tidak menguasai ilmu-ilmu syar’i maupun penguasaan bahasa Arab tidak bisa disebut sebagai ulama.
“Dari institusi pendidikan umum lahir lulusan yang hanya menguasai ilmu dunia dan buta tentang ilmu akhirat. Sedangkan dari institusi pendidikan Islam lahir lulusan yang menguasai ilmu akhirat (ulumuddin) tapi tidak memiliki pengetahuan tentang ilmu dunia,” lanjutnya.
Oleh karenanya, selain sistem pendidikan yang sekuler, ilmu menjadi problematika umat hari ini.*