Hidayatullah.com–Wafatnya Ustadz Jeffry Al-Buchory atau biasa disapa Uje meninggalkan kesan mendalam bagi umat Islam.
Kartika Trimarti (31), warga Bekasi, menilai Uje merupakan sosok ustadz yang tidak memilih-milih tempat dalam berdakwah.
“Beda dengan ustadz-ustadz di televisi lainnya,” kata Kartika kepada hidayatullah.com, Jum’at (26/04/2013) siang.
Pernyataannya ini berdasarkan pengalaman yang dialaminya. Sekitar tahun 2005 silam, kata Kartika, sekelompok ibu-ibu di tempat tinggalnya, yakni Perumahan Graha Prima Tambun, Kabupaten Bekasi bermaksud mengundang Uje untuk berceramah.
Tanpa disangka Uje menyanggupinya. Padahal, lanjutnya, jarak tempuh dari kota Jakarta ke Perumahan Graha Prima Tambun sangat jauh.
“Uje mau datang ke komplek kami meski jauh dan sepanjang jalan menuju komplek kami jalannya rusak parah. Padahal ia dibayar tidak seberapa. Uje saat itu sedang awal-awalnya naik daun, tetapi dia mau datang,” tutur Kartika.
Berbeda dengan Kartika, Ades Satria Sugestian, seorang jurnalis di sebuah media Islam menilai Uje merupakan sosok dai yang tidak tinggi hati.
Saat awal sembuh dari rehabilitasi narkoba, Ades sempat mengangkat profil Uje di medianya.
“Ibunya Uje meminta dukungan kepada saya untuk men-support Uje bangkit dari keterpurukan pasca rehab narkoba. Waktu itu Uje masih kurus,” kenang Ades.
Waktu pun berlalu. Ketika sering tampil di televisi, lanjut Ades, Uje tidak lantas sulit dihubungi.
“Beberapa kali saya bertemu dia (Uje). Saya bilang, ‘Uje, Lu masih kenal gue gak?’ Uje lalu tersenyum dan bilang, ‘Iya dong!’,” tutur Ades.
Ades tidak menyangka jika ustadz yang rendah hati itu kini telah berpulang ke rahmatullah dengan begitu cepat.
“Tidak menyangka ajal menjemput. Selamat jalan Ustadz!” tandasnya.*