Hidayatullah.com– Forum Umat Islam (FUI) meminta para pemuka agama Buddha di Indonesia menekan rezim Myanmar. Tujuannya agar para ekstrimis Buddha di negara tersebut menghentikan penindasan mereka terhadap Muslim Rohingya.
“Mereka harus menekan pimpinan-pimpinan Buddha di seluruh dunia, untuk turun ke Myanmar, stop pembantaian terhadap umat Islam,” seru Ketua Umum Front Pembela Islam Habib Muhammad Rizieq Shihab mewakili FUI di Jakarta, Jumat (03/05/2013).
Seruan tersebut disampaikan Habib Rizieq usai berdialog bersama 16 perwakilan FUI dengan Deputi Kedutaan Besar (Kedubes) Myanmar di Jalan Agus Salim, Menteng, Jakarta Pusat.
Di depan ribuan umat Islam yang mengikuti Aksi Solidaritas Selamatkan Muslim Rohingya Arakan, Rizieq menyampaikan sejumlah tuntutan FUI kepada perwakilan Kedubes Myanmar.
Umat Buddha di Indonesia, kata Rizieq, selama ini telah hidup dengan tenang. Mereka bisa beribadah, mencari nafkah, menjadi politisi dan pejabat tanpa diganggu oleh Umat Islam.
Demi menjaga ketenangan umat Buddha di Indonesia, sudah sepatutnya mereka meminta umat Buddha di Myanmar memulihkan ketenangan bagi Muslim Rohinya, pesan Rizieq.
“Karena itu kita minta kepada Buddha-buddha di Myanmar, jangan coba-coba ganggu umat Islam di sana,” tegasnya.
Rizieq khawatir, jika ekstrimis Buddha Myanmar terus merongrong Muslim Rohingya, tidak mustahil umat Buddha di Indonesia dirongrong oleh umat Islam.
“Kalaupun kita tidak inginkan itu terjadi, kalaupun kita tahu Buddha di sini tidak terlibat. Tapi, saudara, siapa yang bisa jamin kalau umat Islam tidak marah?” lanjutnya.
Rizieq berharap, umat Islam tetap mengedepankan dialog untuk menyelesaikan kasus Rohingya. Menurutnya, warga negara Indonesia jangan sampai diadu domba oleh negara lain.
Kalau pintu dialog sudah tak mempan, Rizieq menyerukan jihad. Sebab perjuangan membela umat Islam di belahan dunia lain adalah keharusan.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Kita masih memberikan kesempatan untuk dialog, karena kita ingin ini selesai secara elegan,” tandasnya.
Seperti diketahui, utusan FUI tidak diterima langsung oleh Duta Besar Myanmar untuk Indonesia U Nyan Lyn. U Nyan Lyn berhalangan hadir dengan alasan ada rapat ASEAN di tempat lain.
Pihak Kedubes Myanmar, menurut salah seorang anggota Jurnalis Islam Bersatu (JITU) yang menghadiri dialog itu, tidak bisa memberikan jawaban apa-apa. Dubes menjanjikan dialog ulang beberapa hari ke depan.*