Hidayatullah.com–Mewakili pribadi dan bangsa Indonesia, Menteri Agama Republik Indonesia Suryadarma Ali memuji dan menyatakan kebanggaan terhadap peran Saudi Arabia dalam upayanya menginisiasi dialog agama untuk kemanusiaan dan perdamaian.
“Mewakili Indonesia dan pribadi, saya memberikan apresiasi yang tinggi kepada Arab Saudi. Indonesia sangat terbuka dengan kegiatan kegiatan internasional seperti ini,” kata Menag Suryadarma saat membuka acara Seminar Internasional Dialog Antar Agama yang digagas Kerajaan Arab Saudi di Jakarta, Selasa (04/06/2013) di Hotel Ritz – Carlton Jakarta.
Menag berharap kegiatan seperti ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan di masa mendatang.
Di kesempatan yang sama, dia juga menyampaikan harapannya agar Indonesia dapat menjadi komisariat bersama negara-negara Islam.
Menyoal santernya tudingan yang menyebut Indonesia tidak ramah dalam masalah interaksi agama-agama, Menag menegaskan bahwa dirinya tidak meragukan sama sekali kerukunan umat Islam dengan agama lain.
Justru Menag memandang umat Islam sendiri yang masih kerap berpecah belah.
“Yang perlu kita skeptis, kita sering susah bersatu dalam internal Islam sendiri karena berebut kekuasaan, yang akhiryna merugikan Islam dan negara itu sendiri,” katanya.
Suryadarma menjelaskan, Indonesia adalah sebuah keluarga besar yang tentu kontrolnya menjadi sangat rumit. Apalagi dengan kekayaan multikultarilisme kita, lanjutnya, tidak mungkin Indonesia bebas konflik.
Ia mencontohkan sebuah unit keluarga terkecil. Kata Suryadarma, ia tidak percaya ada suami yang tidak pernah konflik dengan istrinya. Anak yang selalu cocok dengan orangtuanya. Sebab konflik adalah sesuatu yang selalu terjadi karena sudah fitrah.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Kenapa fitrah, karena manusia memiliki nafsu dan amarah. Namun dalam agama, ada ajaran memaafkan dan ikhlas. Juga diatur undang-undang agar orang tidak sembarang menumpahkan amarah,” jelas Menag yang juga poilitisi dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini.
Ia menandaskan, bangsa Indonesia harus bahu membahu untuk bangun kerharmonisan dengan landasan yang kuat. Jangan banyak waktu yang dibuang.
“Lebih lebih yang kita hadapi munculnya kelompok-kelompok penganut kebebasan,” pungkasnya.*